Lompat ke isi

Halaman:Perbandingan Pendidikan.pdf/195

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

didikan Amerika berkundjung ke Djerman dan mereka sangat kagum melihat luasnja kurikulum disana. Djuga kemadjuan dibidang ilmu pengetahuan alam dan sosial mendorong perguruan-perguruan tinggi untuk memikirkan perluasan kurikulumnja untuk memenuhi panggilan zaman.
Dari tahun 1843 sampai 1844 di Universitas Michigan sudah dapat dipeladjari selain bahasa Junani dan Latin, djuga ilmu pasti, logika, filsafat, ilmu djiwa, ilmu-ilmu alam, ilmu politik, bahasa dan kesusasteraan Inggeris.
Kesemua mata-peladjaran tersebut masih dalam wilajah artes liberal atau liberal arts, dan belumlah dipikirkan orang soal ilmu terpakai. Memang pendidikan umum itu sangat penting untuk memberi kepada setiap mahasiswa suatu latar-belakang jang kuat dan sama sebelum mereka ditelan oleh spesialisasi masing-masing.
Banjak djuga jang melontarkan kritik atas sempitnja liberal arts di Amerika, terutama mereka jang sudah melihat luasnja kurikulum di Djerman. Disana ada jang dinamakan Lehrfreiheit, jaitu kebebasan sang mahaguru untuk mengadjarkan apa jang disukainja dan didampingi pula oleh Lernfreiheit, jaitu kebebasan simahasiswa untuk memilih apa jang ingin dipeladjarinja. Kedua unsur inilah jang djadi sjarat (Bedingungen) suatu universitas. Tudjuan atau Zweck dari universitas itu ialah Wissenschaft, jang oleh orang Djerman diartikan sebagai ilmu dalam taraf setinggi-tingginja, jang merupakan pengedjaran jang sungguh-sungguh, metodis dan bersifat berdiri sendiri akan kebenaran. ** Sekitar tahun 1860 sudah banjak college dibagian Timur Amerika jang menjediakan beraneka-ragam mata peladjaran pilihan (electives).Dengan demikian pula, kedudukan bahasa dan kesusasteraan kuno makin menurun.
Bagian pertama dari abad ke-19 itu dapatlah dianggap sebagai masa jang tidak stabil, masa mentjari-tjari pegangan dibidang pendidikan tinggi. Sudah mulai dirasakan bahwa kurikulum kuno jang mirip dengan jang ada dalam universitas abad pertengahan itu tidak sesuai lagi dengan keadaan zaman dan dengan sifat chas dari masjarakat Amerika, jaitu sifat ”frontier” dan djuga dengan gagasan persamaan hak dan kesempatan. Namun dirasakan bahwa sistim dari Djerman itupun tidaklah dapat dipindahkan begitu sadja kebenua baru itu.
Sedjak tahun 1812 sebenarnja sudah mulai menjelinap masuk gagasan pragmatis mengenai pengetahuan. Gagasan itu digantlengkan pula dengan kepribadian Amerika, jaitu "the American way of life", jang ingin madju dalam segala hal. Di Harvard dimulailah suatu mimbar kuliah jang dipegang oleh Jacob Bigelow, untuk memadjukan "pemakaian ilmu alam dan pasti demi perbaikan industri, kemakmuran rakjat,

173