Lompat ke isi

Halaman:Perbandingan Pendidikan.pdf/129

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

diatas bahwa Sekolah Normal sudah banjak didirikan sedjak tahun 1840, terutama oleh fihak swasta.

Dengan dimulainja sistim "subsidi sesuai dengan hasil udjian” jang dimulai oleh Lowe dalam tahun 1862, maka seperti halnja dalam semua segi pendidikan Inggeris, dalam pendidikan gurupun terdjadilah suatu kemunduran. Bakal-bakal guru itu lalu hanja memperdalam mata-peladjaran jang nantinja harus diadjarkannja dan dalam Sekolah Normal-pun halnja demikian. Pendidikan umum mereka tidak terpelihara lagi.

Pada tahun 1866 djumlah guru-latihan djatuh mendjadi 60% dari tahun-tahun sebelumnja, dan untuk mendapat guru-guru jang lebih banjak taraf udjian seleksinjapun terpaksa diturunkan. Pada sekitar tahun 1880 sistim guru-latihan ini sudah mulai hilang di Inggeris.71 Beberapa perubahan diadakan, seperti mengurangi djumlah djam wadjib mengadjar misalnja. Perubahan jang terbesar terdjadi dengan keluarnja Undang-undang 1902, karena timbulnja sekolah-sekolah menengah negeri. Dengan demikian maka kebiasaan dalam pendidikan guru djadi begini: bakal-bakal guru menjelesaikan dahulu sebagian atau seluruhnja dari pendidikan menengahnja, barulah masuk suatu praktek mengadjar disekolah rendah.

Dalam tahun 1907 misalnja, sibakal guru sudah diperkenankan beladjar disekolah menengah sampai berumur 17 atau 18 tahun dengan beasiswa, dan tanpa latihan praktek jang beberapa tahun itu, ia langsung dimasukkan dalam Sekolah Normal. Dapatlah dilihat bahwa dengan demikian pendidikan umum bagi mereka lebih terdjamin.

Pada tahun-tahun pertama dari berdirinja Sekolah Normal, ter-dapat perbedaan-perbedaan mengenai kurikulum. Disekolah jang satu lamanja masa-beladjar kadang-kadang hanja beberapa bulan, sedang disekolah lain satu, dua atau tiga tahun. Isi kurikulum itupun berbeda-beda. Ada jang memberi titik-berat pada pendidikan keguruan sadja, sedang disekolah lain pendidikan umum diberi perhatian terbesar pula.

Pada umumnja kurikulum itu terlalu luas, sehingga sukarlah memberi hasil jang agak mendaiam. Hafalan masih merupakan kebiasaan jang umum. Namun demikian, guru-guru tamatan Sekolah Normal patut diberi penghargaan setinggi-tingginja dalam sedjarah pendidikan Inggeris, karena meskipun gadjinja sangat rendah, mereka mendapat tugas jang berat sekali dengan djumlah murid jang melebihi kapasitet kelas, dan selalu harus menundjukkan hasil jang njata dalam bentuk lulusnja murid-murid. Dan mereka itulah jang meletakkan dasar-dasar bagi sistim pendidikan nasional sekarang ini.

Dalam tahun 1890, berdasarkan Laporan Komisi Cross jang diberi tugas menjelidiki masalah pendidikan guru, maka Departemen Pendidikan (Education Department) kuasa kepada universitas-

107