Halaman:Perang Bratajoeda.pdf/80

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

79

hamba berdoea siang-siang dateng moehoen paman ampoenja berkah dan ampoen.”

Salja doedoek diam dengen berpikir, oleh kerna dia mengerti, bahwa dalem ini paperangan keadilan dan kabenaran ada di fihaknja Pandawa. Tapi dia aken djadi pengchianat, apabila dia berfihak pada Pandawa, sebab negrinja ada djadi djadjahannja Hastinapoera.

Tapi tida lama Salja berpikir begitoe, kerna djoega dia berkata pada kedoea kaponakannja: Poelanglah kamoe berdoea ka tentara Pandawa, anak-anak. Bilanglah pada kanda-kandamoe, bahwa tiada satoe sendjata, biar begimana mandjoer djoega aken dapet binasaken akoe. Tjoema ada satoe sendjata sadja, jang aken dapet matiken dirikoe. Sendjata itoe ada dalem tangan kamoe sakalian, jaitoe Kalimasahadat, tapi jang menggoenaken sendjata itoe haroes Darmakoesoema (Joedistira) sendiri. Maka hatoerkenlah apa jang kami pesen ini dan biarlah besoek pagi djangan loepa Joedistira papaken kami di medan perang,