Halaman:Perang Bratajoeda.pdf/5

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Doeloean Satyawati sama Palasara poen soeda dapet satoe anak laki bernama Abiasa.

Sama Santanoe poetri itoe menglahirken doea poetra, Tjitranggada dan Tjitrasena (Witjitrawirja). Doea poetra ini kamoedian bergantian menggantiken kadoedoekan ajahnja sebagi radja, tapi kedoeanja telah wafat dengen tida mempoenjai anak.

Menoeroet adat biasa sedari doeloe, apabila sa'orang radja telah wafat dengen tida poenja toeroenan, soedaranja lelaki haroes menikah sama djandanja radja itoe.

Bisma tida bisa tergerak hatinja, kerna dia tida maoe melanggar perdjandjiannja sendiri.

Kedjadian Abiasa jang kawin sama doea djandanja Tjitranggada dan Tjitrasena, jaitoe Dewi Ambika dan Dewi Ambalika.

Ambika melahirken satoe poetra jang boeta matanja, bernama Destarata dan Ambalika melahirken satoe poetra jang koelitnja amat poetjet dan tengeng batang lehernja bernama Pandoe.