Halaman:PDIKM 696-12 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Desember 1929.pdf/2

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

Commissaris-Agent A.G.G.

Di Manindjau Dt. Ra .... Sati dan H. St. Maharadja-Pajakoemboeh: Baginda Besar ... St. Perpatih,-- Fort van der Capellen: .... Bidjo dan Baginda Ibrahim, -- Sawah Loento: Zoebir dan Moehd. Tahir, --Solok: Dt. Sinaro Pandjang dan Dt. Baoteah - Alahan Pandjang: St. Maharadja Indera -- Taloe: A. St. Malintang,--Padang; St.Sampono Alam dan St. Roemah Tinggi,--Pariaman: St. Pangeran dan St. Permansjah, --Balai Selasa: St. Soeleman dan St. Poetih.


Kapentingan pedato.

Kapentingan pedato sebenarnja ada terlaloe besar, dan mereka jang hidoep dizaman dahoeloepoen mengetahoe ini, di Tiongkok orang soedah kenal sedjak zaman Tjioe Tiauw, jaitoe kira-kira seriboe tahoen dimoeka sebeloem di Barat ada perhitoengan Masehi, disana soedan banjak orang jang jakinkan kepandaian berbitjara.

Didoenia Barat soedah lama djoega orang tahoe kepentingan soeal pedato, sementara beberapa tahoen ini, berhoeboeng dengan kemadjoean onderwijs, Indonesia poen dikenai djoega aliran itoe dan orang moelai perhatikan hal ini sebagai pengetahoean atau kepandaian. Mereka jang tjampoer dalam satoe atau lain pergerakan, haroes mempoenjai kebiasaan dalam hal berbitjara, sebab orang pergerakan tjang tidak mempoenjai kepandaian itoe, adalah ibarat panglima jang tidak mempoenjai sendjata.

Bertambah banjak orang tjampoer dalam pergerakan, bertambah perloe mejakinkan perkara pedato, ingatlah kaoem diplomatiek dan staatsman- tidak ada satoe antaranja jang tidak pandai berbitjara.

Mustafa Kemal Pascha tempoh ia berbitjara dihadapan orang banjak si Stamboel, menerangkan kepentingan orang perempoean diberi merdeka peladjaran Barat dimadjoekan dan pakaian Turky kolot diganti, bermoela pendengar tidak setoedjoe dengan peroebahan jang akan dimajoekan oleh Mustafa, tetapi sesoedah mendengar pedato jang bagoes, dan menarik hati dengan alasan jang sempoerna, achirnja mereka laloe mengakoe, bahwa Mustafa betoel.

Poincare, Mussolini, Balawin, Chamberlain, Clemenceau, Llyod George, Coolidge samoeanja adalah orang jang pandai berbitjara.

Tapi di Indonesia, masih terdapat pemimpin dalam kalangan pergerakan, tidak pandai lakoekan pembitjaraan dihadapan orang banjak ini amat sajang sekali, seperti intan jang tidak bertjahaja.

Orang jang djadi pemimpin pergerakan perloe perhatikan soeal pedato. Indonesia jang djoemlah rajatnja berbilang joeta, kita rasa tidak berbanding dengan djoemlahnja orang2 jang pandai berbitjara dimoeka oemoem.

Jang kita tahoe dan terkenal dalam P.N.I. adalah Ir. Soekarno, Mr. Soejoedi: Indonesische Studieclub, Dr. Soetomo: P.S.I. Tjokroaminoto, H.A. Salim: B.O. Mr. Singgih, dalam doenia penggadaian Soerjopranoto, di lain bahagian: Dr. A. Riva'i, A. Moeis. Dalam kalangan bangsa Tionghoa, hanja ada beberapa orang jang mengerti kepandaian pedato.

Lebih djaoeh Boekhandel „Kemadjoean" di Ambengan 126, --Semarang, ada menerbitkan boekoe, tentang pedato, jang diberi nama: "K e m a d j o e a n 's Pedato" dengan dihiasi 25 gambar-gambar dari djempolan sprekers dan pemandangan dalam berbagai-bagai vergadering.

Boekoe ini bergoena sekali bagi orang jang hendak jakinkan kepandaian berpedato.

Harga satoe boekoe f 1.25. Kepandaian dan keberanian berbitjara di-