Halaman:PDIKM 696-12 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Desember 1929.pdf/12

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

236

A.G.G

Saja katakan ni'mat bagi goeroe-goeroe onderafd. Manindjau ataupoen pendoedoek seoemoemnja, karena beliau jang terseboet diatas, telah disangkakan sebagai bapak oléh goeroe2 tidak hanja sebagai „schoolopziener” sadja. Rantjang-rantjangan perhelatan telah sama-sama dipikirkan oléh goeroe-goeroe onderafd. Manindjau, teroetama goeroe-goeroe X Kota jang berdekatan dengan tempat kedoedoekan beliau ja'ni Manindjau, sedjak 31 Augustus jang laloe ; begitoe djoega dari engkoe-engkoe lain golongan.

Pada petang Sabtoe ddo. 16 November berkoempoellah engkoe-engkoe di Manindjau bersama-sama engkoe-engkoe goeroe Volksscholen (sekolah-sekolah désa) di X Kota didalam Leeszaal Manindjau. Beliau engkoe Taib St. Pam entjak, gep. Hoofdschoolopziener toeroet bersama-sama doedoek dengan sekalian engkoe-engkoe didalam Leeszaal itoe. Hari pada malam itoe baik, tjoeatja terang. Njata soenggoeh toeroennja bintang dari pemerintah tinggi kepada beliau engkoe Dt. Radja nan Sati membawa ni'mat, karena disebabkan perhelatan itoe dapatlah jang moeda - moeda bertjampoer baoer dengan orang toea-toea, sehingga dapat mengambil pemandangan, tjara bagaimana „doedoek bersama" „doedoek dengan jang moeda-moeda" ; tjerdik tak memboeang kawan, gemoek tak memboeang lemak toekang nan tidak memboeang kajoe. Seorang toea, sebagai beliau engkoe Taib St Pamoentjak, orang jang disegani orang, teroetama di Minangkabau, amat senang doedoek ditengah jang moeda-moeda, meriangkan dan menggembirakan hati meréka, menghilangkan perasaan „kedoekaan" berhoeboeng dengan gadji ketjil dan kesempitan hidoep. Tidak salah, kalau saja katakan, beliau itoe lcbih pandai menghiboerkan hati kami dari pada moesik .

Maksoed saja disini tidak hendak mengambil moeka kepada beliau: sebab tak sedikit djoega perhoeboengan saja dengan beliau itoe. Maksoed saja hendak menghargai jang patoet dihargai, soepaja djadi tjontoh teladan bagi kita jang moeda-moeda jang akan „TOEA" djoega nantinja. „Eere wien tere toekomst", kata orang Belanda.

TANGGAL 17 NOVEMBER, HARI AHAD.

Hari baik, tjoeatja sangat terang, matahari sebagai gelak tersenjoem memandang manoesia beriang hati mensjoekoeri ni`mat Toehan. Berdjejer-djedjer koersi dan bangkoe serta me'dja ditepi danau. Dioedjoeng sekali, dibawah pohon beringin, jang sebagai hiasan danau jang permai itoe, ditanamkan 2 kaki pajoeng koening, tanda kebesaran `alam Minangkabau. Disana didoedoekkan toean Dr. Verhoeven, toean Morsink Controleur Manindjau beserta njonja, engkoe Taib St. Pamoentjak, engkoe Dt. Radja nan Sati dengan familie.

Tamoe dihiboerkan dengan moesik dan permainan2 serta tonil-tonil muerid-moerid H. I. S. Pedato-pedato dioetjapkan dengan gembira dan dengan perasaan „rochani".