Halaman:PDIKM 696-12 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Desember 1929.pdf/10

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

234

A.G.G.

Setelah soedah kami minoem, penganan diangkat oléh isteri engkoe Sjamsoe'ddin dengan bantoean si Darwin.

Sahabat ! Menilik kelakoean anak itoe (si Darwin) mengertilah saja, bahwa ia seorang anak jang dapat didikan baik dari pada iboe bapanja. Karena kebanjakan sekali anak - anak, bila tamoe datang, diperlihatkannja kelakoean boeroeknja : meréngék-réngék dihadapan bapanja — minta ini, minta itoe — atau menganga moeloetnja mendengar pertjakapan orang.

Lebih-lebih kalau melihat penganan terhidang, ditoenggoe-toenggoenja koeé bahagiannja! Ada djoega anak - anak selaloe menangis sebeloem penganan jang dipiring itoe habis dimakannja (diberikan kepadanja).

Kelakoean anak jang seroepa itoe, tentoelah tidak akan menjenangkan hati tamoe memandang dia.

Iboe bapanja poen merasa maloe melihat kelakoean anak seroepa itoe !

Waktoe kami akan poelang, tidak loepa kami mengoetjapkan terima kasih dan memberi salam kepada boedak jang tahoe adat- sopan itoe adanja”.

Demikianlah tjeritera kenalan itoe.

Baikkah atoeran seroepa itoe ? Toean timbang sendiri !

ADAB KEPADA ORANG TOEA.

Soenggoehnja soelitlah bagi kita hendak menerangkan bagaimana haroesnja „adab“ seseorang anak kepada iboe-bapanja, sebab disinilah tersemboenji segala perdjalanan atau peratoeran pendidikan jang soedah dilakoekan. Djika anak itoe kita misalkan seboeah tjermin, disanalah kita dapat melihat bajanga kita sendiri baikkah atau boeroek, dan dialah seoempama sebidang keboen tempat kita memoengoet hasil (boeah) segala tanaman jang telah kita tanamkan.

Beradabkah seorang anak kepada iboe-bapanja atau tiada, ja'itoe : adakah ia mendengar perkataan kedoeanja, melawanlah ia lahir batin atau tidak - tjintakah ia atau tidak—d.s.b., tergantoenglah boeah itoe dipokok pendidikannja djoea adanja.

Djadi, kalau seorang iboe bapa hendak memperbaiki tingkah lakoe anaknja atau ingin soepaja beradab, haroeslah ia memberi teladan lebih dahoeloe, ja'ni : tingkah lakoenja sendiri djanganlah ada tjelanja baik dihadapan atau dibelakang anaknja.

Karena : „barang siapa jang ta' dapat memimpin dirinja sendiri, bagaimanatah boléh ia memimpin orang lain?

Kita djanganlah tahoe mentjela, tetapi ta' tahoe bekerdja!

Kita, djangan lagi seperti kata pepatah : „Toengau diseberang laoetan tampak, tetapi gadjah dipeloepoek mata tiada tampak!