Halaman:PDIKM 694-03.04 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Maret-April 1929.pdf/12

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

54

A.G.G.


Seboléh-boléhnja penjakit bangsa kita jang seperti ini, lekas hilang dari permoekaan boemi ini, soepaja bangsa kita lekas mardéka tentangan penghidoepannja.

Disawah, kami mengadakan beberapa matjam pertjobaan padi. Sesoedah mengetam padi nanti, kami ketahoeilah, djenis padi jang mana jang banjak memberi hasil, berapa djarak bertanam jang sebaik-baiknja, dan berapa batang haroes bibit dipakai dalam tiap-tiap roempoen. Hal ini perloe diketahoei oleh orang tani, soepaja ia mendapat hasil jang sebanjak-banjaknja dari keboen atau sawahnja. Hasil pertjobaan ini, tidak lakoe, kalau kita bawa kenegeri lain seperti ke Padang dan Loeboeksikaping, karena keadaan tanah dan hawa kedoea negeri ini berlainan dengan negeri Boekit Tinggi.

Lain dari pada pertjobaan padi disawah, kami adakan poela disitoe pertjobaan katjang poepoek hidjau. Itlaksoed pertjobaan ini soepaja kan ketahoei, katjang poepoek djenis jang mana, jang baik dipakai dinegeri jang sama keadaannja dengan Fort de Kock.

Dinegeri kami masing-masing, ta' adalah rasanja orang jang akan mengadakan pertjobaan seperti jang kami lakoekan itoe, selain dari pada kami. Oléh sebab itoe di-Normaalleergang, amat dipentingkan benar 'ilmoe landbouw ini, selain dari pada agama.

Dengan djalan jang demikian, dapatlah nanti bangsa kita lebih madjoe peroesahaan tanahnja dari jang soedah laloe. Barangkali perkara hal jang lain seperti industrie dan nijverheid, ta' dapatlah bangsa kita mengedjar bangsa asing, karena soedah djaoeh benar kita tertjétjérnja. Hanja perkara 'ilmoe peroesahaan tanah ini sadjalah jang dapat kita mengedjar bangsa asing itoe.

Lain dari pada akan memadjoekan peroesahaan tanah anak negeri djoega Normaalleergang akan memasoekkan beberapa perasaan kedalam hati anak². Pertama-tama soepaja ia tjinta kepada peroesahaan tanah, dan kasih akan toemboeh-toemboehan.

Kebiasaannja, moerid-moerid sekolah klas II dan H. I. S., amat memandang hina, akan orang jang mengerdjakan tanah. Dan merèka amat bentji dan djidjik melihat orang berloemoer dengan loempoer, dan memegang-megang tahi ternak. Ingatan meréka ta' ada hendak memegang tangkai tjangkoel, melainkan selaloe hendak makan gadji, sambil memegang tangkai péna. Ta' teringat oléhnja, bahasa pentjaharian nénék mojangnja, ta' lain dari bersawah ladang.

Oléh karena sekarang, pintoe makan gadji amat tertoetoep bagi pemoeda pemoeda jang lepasan sekolah klas II dan H. I. S., amat pentinglah rasanja mereka diberi peladjaran dalam sekolah seperti jang terseboet diatas tadi.