Halaman:PDIKM 693-10 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Oktober 1928.pdf/10

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

194

A.G.G.


Satoe doea, dari pada pengharapan itoe, jang hendak saja toeliskan disini, ialah tentang perkara bahasa Minangkabau dan bahasa Belanda disekolah kl. II. Sekarang, marilah kita perkatakan lebih dahoeloe tentang bahasa Minangkabau itoe.

Soedahkah serata-ratanja bangsa kita jang berdarah Minangkabau ada setoedjoe, djika kiranja bahasa itoe diadjarkan disekolah-sekolah kl. II di Minangkabau ?

[ Dalam hal ini kita tinggalkan dahoeloe tentang perkara 'adat Minangkabau bagi sekolah itoe ].

Menoeroet pemandangan dan pendengaran saja, pendapatan bangsa kita pendoedoek Minangkabau, „masih belang" (ada voor ada tegen) tentangan perkara ini.

Setengahnja berpendapatan, bahwa tidak perloe bahasa Minangkabau diadjarkan disekolah klas II, karena :

Pertama-tama : bahasa itoe tidak akan diloepakan oleh seloeroehnja orang jang berdarah Minangkabau.

Kedoea : bahasa itoe tidak akan terpakai djoega dalam pergaoelan oemoem di Indonesia.

Ketiga : perboeatan itoe adalah seakan-akan memboeang témpoh jang boekan sedikit dalam perdjalanan kita jang menoedjoe padang kemadjoean ini, apa lagi tentoelah beberapa dari pada kitab-kitab peladjaran iang soedah ada sekarang, perloe dioebahkan kedalam bahasa Minangkabau.

Keempat : tentang taal (saraf) dari bahasa jang terseboet, tidaklah beroebah dengan saraf bahasa Melajoe, jang dipakai sekarang, jaïtoe dengan bahasa jang diseboetkan Melajoe Riau atau „bahasa disekolah", ketjoeali tentang édjaannja (dialec) balasa itoe memang berlainan.

Kelima : d.l.l. Djadi dengan mengingat alasan-alasan ini katanja" tak perloelah rasanja bahasa Minangkabau itoe diadjarkan poela disekolah kl. II !!.

Dan tentang dialec jang berlainan itoe katanja, tidaklah akan mendatangkan kesoesahan oentoek pengertian orang Minangkabau dalam perkara soerat menjoerat, dan dalam pertjampoeran oemoem.

Pertimbangan saja (si pitjik) dalam hal ini, adalah begini:

Bahwa berhoeboeng dengan toelisan saja tentang „bahasa" dalam A.G.G. nomor jang laloe, dalam toelisan mana saja ada wartakan bagaimana besar pengaroeh (invloed)nja sesoeatoe bahasa sendiri itoe oentoek pentjapai kemadjoean bangsa, jang memakai bahasa itoe, jaitoe satoe cultuur jang dipoesakakan nénèk mojangnja, inaka rasa-rasanja perloelah tiaptiap bangsa memakai djoega bahasanja sendiri, dalam sekolah-sekolah jang masoek lingkoengannja, seperti jang soedah dilakoekan sekarang (disekolah-sekolah Soenda ada dipakai bahasa Soenda di Mandahiling ada dipakai bahasa Mandahiling dan Nias, Boegis d.l.s. dipakai bahasa anak negeri), walaupoen bahasa itoe tidak akan didjadikan voertaal sekalipoen pada sekolah² terseboet.