Halaman:PDIKM 692 Aboean Goeroe-Goeroe (A.G.G.) Bulanan Th. VIII No. 1–5.pdf/13

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

2

FEULLETON
KARENA HOEDJAN
Soeatoe tjeritera sesoenggoehnja Oleh redactie A.G.G

Djawabnja: „Masih engkoe, bolehlah engkoe merebahkan kepala engkoe pada bangkoe itoe, nanti kalau soedah hampir sampai, dapatlah saja membangoenkan engkoe." Djawabkoe: „Baiklah."

Sedjak soedah sedjam bertolak dari Tjoeroep, hari tiada basah lagi, hoedjan moelai redoep dan matahari moelai menjinari hoetan rimba. Pemandangan jang sedemikian, tentoelah galibnja pernandangan loear biasa indahnja; karena sinar matahari jang dikembalikan daoen kajoe kedalam mata kita, seperti pembasoeh pemandangan djemoe dan poeas. Tetapi bagikoe, semoea pernandangan itoe, tidak dapat menolak pikirankoe dan memisahkan pemandangankoe dari pada bajangan paras nona jang manis itoe.


Akoe sendiri tidak mengerti, apa sebab akoe dapat didaja oleh iblis itoe, karena akoe tahoe, dirikoe seorang laki2 jang ta' moedah dapat di, permainkan oleh seorang perempoean. Djangankan disini jang hanja seboeah tempat lengang dan tidak poela tempat mode2, sedang di tanah Pre anger, dimana segala mode ada bersarang, lagi tidak moedah akan memperdajakan akoe.


Waktoe dikapal, berniat-niat akoe, soepaja akoe djangan mendjedjak daratan tanah Benkoelen dan seboleh-bolehnja, berbalik Padang. Apa halnja sekarang ?


Walaupoen akoe beloem sampai pada standplaatskoe dan beloem tahoe bagaimana keadaan disitoe, tetapi soedah tetap dalam ingatankoe. akan tinggaI lama disana dan boeang perskan negeri Padang itoe


Betoel2 djam 6 petang, sampailah akoe di Moeara Aman dan dapat menompang pada seorang jang telah lama disitoe, jaitoe orang Padang djoega. Keesokan harinja, moelailah akoe bekerdja dikantoor itoe. Toeau Chefkoe seorang toea jang baik hati dan tiada banjak perkataan. Apabila dilihatnja akoe dalam pekerdjaan itoe doedoek termenoeng, datanglah ia menghiboerkan hatikoe dengan porkataan jang lemah lemboet, katanja: „Djabar, djangan terlaloe banjak pikiran, tentangan anak isteri di Padang, nanti boleh djadi sakit. Kalau kiranja Djabar soedah seboelan doea boelan disini, nanti saja boleh pergi verlof ke Benkoelen akan mengambil anak isteri". Djawabkoe: „Terima kasih toean, tetapi saja tiada soesah karena itoe, melainkan badan saja tiada sedap rasanja, sebab semendjak dari toeroen di Padang, dalam kapal dan diatas auto, selaloe kehoedjanan". Kata toean itoe poela: „Kalau badan koerang senang, boleh Djabar tinggal diroemah sadja".


Djawabkoe: „Terima kasih toean, beloem perloe saja liuggal diroemah, toean, sebab pening atau demam2 sedikit, masih bisa saja tahan.

23

Karena 'asjikkoe bekerdja pada hari itoe, hanjalah sekali doea sadja godaan Iblis datang padakoe, tetapi waktoe akoe soedah sampai diroemah poela, ingatankoe soedah bertcekar lagi.


Lepas doea hari, keloear dari moeloet nona itoe, masih njata gerak 2 bibir nona itoe, demikian djuega soeara jang mendengoeng masoek telingakoe, diikoeti poela deogan perkataan; „Saja akan sampai di Moctara Aman'.


Nah hari jang pertama soedah berdjalan, besok hari jang kedoea, Lepas dari itoe tentoe akoe akan dapat melihat wadjah nona itoe kembali.

tetapi . Tetapi apa jang akan koeseboetkan kepadanja, kalau ia datang mendapatkan akoe. Baiklah dari sekarang, akoe sediakan pertanjaan jang akan akoe tanjakan kepadanja. Pertama siapa namanja, siapa apa orang toeanja, dimana tempat kediamannja, apa dia....... lagi ?


Ja, seuioea itoe, nanti dapat, akoe pikirkan lebih djaoeh; tetapi bagaimanakah hal tjintjin nona itoe jang soedah akoe pakai sampai sekarang masih terlekat pada djari kelingkingkoe ? ( Sambil ia melihat djarinja).


Nona itoe sengadja datang bertemoe kepadakoe, jaitoe akan membalas boedi baikkoe, pada hal harga tjintjin ini sadja; soedah lima kali ganda dari pada, harga mantelkoe: Boleh djadi nona itoe berdoesta akan mempermainkan akoe sadja dan dia tidak akan datang ke Moeara Aman ini.


Tak..... Tak..... boenji pintoe bilikkoe, jaitoe boedjang roemahkoe, memanggil akoe makan. akoe keloear dari bilikkoe dan laloe menoedjoe medja makan. Kata kostbaas itoe: „Saja kira Soetan beloem kembali dari kantoor, karena hari ini, 'hari post Djawa, tentoe Soetan banjak kerdja".


Djawabkoe: „Tidak, hanjalah tadi saja berbaring-baring sedikit, hampir saja terlajang, kalau ta' datang boedjang itoe menokok pintoe."


Kamipoen makanlah bersarna-sama, karena Kostbaas itoe, banjak bekerdja pada hari itoe, djadi terboekalah nafsoenja makan, nasi dan goelai-goelai itoe, lekas sadja lenjapnja. Akoe makan perlahan-lahan sadja, sebab akoe tidak merasa lapar, peroetkoe kenjang tlengan kira-kira.


Kata engkoe itoe kepadakoe: „mengapa Soetan berbasa-basa makan perboeatlah disini, seperti diroemah sendiri.'.'


Djawabkoe: „Hamba tidak berbasa engkoe, hanjalah selera hamba, patah, sebab dilamoen hoedjan dilaoet didarat."


Sesoedah kami makan, akoe poen meminta diri kepada engkoe itoe, laloe pergi membaringkan diri, ditempat tidoer. Waktoe akoe soedah selesai dari pada mandi dan bertoekar pakaian, poekoel lima petang, akoe adjaklah engkoe Kostbaas itoe akan pergi melantjong-lantjong melihat-lihat negeri Moeara Aman, tetapi teroetama akan melihat kampoeng Tiong Hoa.


Kami poen pergilah moendar mandir dengan engkoe itoe serta akoe tanja bertanja dari hal nama kampoeng dan nama orang-orang jang empoeaja roemah sepandjang djalan itoe. Semoea pertanjaankoe itoe, didjawah oleh engkoe itoe dengan menjenangkan hatikoe. Kemoedian kami sampai kekampoeng Tiang Hoa.


Dengan tiada koesangka-sangka, terlandjoer moeloetkoe, barangkali didorongkau setan, bertanjakan seboeah roemah Tiong Hoa jang agak elok tampannja, terdiri dekat toko-toko Tiong Hoa disitoe.

Djawab engkoe ini„ Toke jang empoenja roemah ini, sedanglah kajanja. bernama Tj. L. Pan. peranakan Benkoelen, mempoenjai banjak toko disini,