Halaman:PDIKM 692-05 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Mei 1928.pdf/4

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

88 A.G.G.

lah satoe djiwa, jang telah menaroeh tabi`at semendjak dia dilahirkan. Tatkala anak itoe dalam boeaiannja, sebenarnja soedah dinjatakan apa kesoekaan (aanleg) anak itoe dibelakang hari. Dalam hal itoe kita goeroe- goeroe boleh memberikan roepa-roepa pengetahoean kepadanja dan pendidikan jang baik, tetapi hasilnja bergantoeng kepada aanleg anak itoe. Tentang ini barangkali komoedian dapat kita perkatakan lebih landjoet.

Kebanjakan iboe-bapa, jang djadi goeroe pertama bagi moerid2 kita memandang anaknja sebagai satoe benda kosong, jang bolel diisi sepenoeh-penoehnja dengan sesoeatoe jang disoekainja. Dengan tidak sadarnja mereka itoe telah memberikan pendidikan, jang membawa boeah hatinja itoe kedjoerang kesoesahan, karena mereka itoe roepanja lebih soeka memandang anaknja itoe menoeroet kemaoeannja sendiri dengan tidak memikirkan keperloean anak itoe. Boekanlah pendidikan sematjam itoe bagai tempat tidoer Procrustes, jang diatasnja terbaring anaknja jang djika terlaloe pandjang laloe anak itoe dipotong dan djika pendek laloe diregang, soepaja anak itoe sama pandjang dengan tempat tidoer itoe. Hal ini saja ketahoei sendiri, tatkala saja masih di Bondjolalam. Disitoe hampir sekalian iboe bapa sangat koeat kepada pengadjaran agama, sehingga pengadjaran sekolah hanja dipandang perkara jang kedoea sadja. Apalagi mereka itoe barangkali selaloe ingat akan sabda Nabi Moehammad „Tidak kebaikan bagi orang jang meninggalkan doenia karena achiratnja, dan tidak kebaikan bagi orang jang meninggalkan achirat karena doenianja, melainkan mengerdjakan kedoea-doeanja sama sekali". Pada masa itoe didalam kelaskoe ada banjak moerid2 jang koepandang pada tjaja moekanja seperti orang jang lelah dan mengantoek sadja. Saja bertanja kepadanja, apakah sebabnja maka demikian; masing-masing mendjawab, bahwa mereka itoe mengadji Koeran sampai djaoeh (laroet) malam. „Meskipoen kami soedah mengantoek dan lelah", demikianlah anak2 itoe meneroeskan tjeriteranja, „kami beloem boleh berhenti, bahkan kadang2 kami disoeroeh mentjoetji moeka, soepaja kantoek itoe boleh hilang".

„Alangkah sajangnja anak' dipaksa demikian," katakoe didalam hati. Tetapi siapakah jang salah dalam hal ini? Tentoe sadja iboe bapak Dan ditambahi dengan kealpaan goeroe2 mengadji, jang tidak mengindahkan kesehatan anak2. Kepada anak2 itoe saja tidak berkata apa-apa, tetapi kepada iboe bapanja saja njatakan pikiran saja, bahwa pendidikan jang sematjam itoe tidak pada tempatnja. Saja seboetkan beberapa keterangan menoeroet kejakinannja, teroetama sekali kata saja, agama Islam itoe boekan soeatoe agama jang tidak memperhatikan kesehatan badan. Nabi sendiri membagi waktoe itoe atas 3 bagian, jaitoe waktoe oentoek mentjari penghidoepan, waktoe oentoek ber'ibadat dan oentoek menjehatkan badan. Achirnja saja dapat mengoendjoekkan seboeah ajat dari Al Koeran