Halaman:PDIKM 691-09 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe September 1927.pdf/14

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

132

A.G.G.


perkara, jang telah hamba dapat dalam mendjalankan kewadjiban sebagai seorang goeroe, artinja: hamba menoeliskan theori dan praktijk hamba sendiri. Tentoe sadjalah hamba sekali-kali tidak mengharap soepaja pendapat hamba ini ditoeroet oléh segala gollegakoe goeroe2, sebab hamba, jakinlah, bahwa tiap-tiap orang adalah mempoenjai daja oepaja atau kebidjaksanaan ( onderven ing ) sendiri.—

Diatas tahadi telah hamba toeliskan, bahwa: keradjinan moerid bergantoeng kepada djalannja peladjaran dan pendidikan . . . . . . . . . . . Berbahagialah, seorang pendidik jang oetama, djika mendapat soeatoe tempat jang pendoedoeknja telah sebenar-benarnja soeka bersekolah. Adalah halnja sebagai perbahasa: „besi baik diringgiti” ja, beroentoenglah bagi sebelah menjebelah, ja'ni bagi moerid2 dan goeroe. Tetapi bagaimana poela djadinja kalau ditempat jang demikian, disoeatoe sekolah jang moerid-moeridnja soedah soeka bersekolah sedang orang toeanja soedah haoes akan kemadjoean ( onderwijs ) . . . . , mereka mendapat pendidik jang hanja soeka mendjalankan kewadjiban hanja begitoelah sadja dan terdjaoeh dari pada bersifat pendidik, soeka makan bawang ( moering2 dan berkata kasar, tadjam2 dan menghinakan?

Hamba sendiri ta' dapat mendjawab soal ini dengan sempoernanja.

Moedah-moedahan moerid-moarid itoe tetap dalam keradjinannja, betah melandjoetkan peladjarannja, serta sampai djoega apa jang dimaksoednja!

Betah meneroeskan peladjarannja, karena telah tahoe menimbang keroegian sendiri, djika ia meninggalkan bangkoe sekolah, atau soedah tahoe mengingat pertjatoeran hidoep pada masa akan datang, sebab takoet pada orang toea sendiri, d.l.s., (oempama seperti anak-anak sekolah menengah (Mulo, K.s, Osvia, d.l.s).— Atji-atji meréka jang telah dewasa itoe, mendapat goeroe jang bersifat demikian, maka beloem tentoe, sebab koerang senangnja bertjampoer dengan goeroe itoe, moerid-moerid itoe soeka minta keloear.— Kebiasaan hanja sifat-sifat E. goeroe jang tiada disoekai itoe, hanjalah mendjadi gemit-gemitan sadja setiba diloear pekarangan sekolah, lain tiada . . . . . .

Tetapi, bagaimana djadinja, djika hal jang seroepa itoe, berlakoe pendoedoeknja beloem soeka benar bersekolah dan be'oem merasa apa-apa faedah bersekolah?

Dalam hal ini soesahlah kita memikirkannja. Moedah-moedahan poela djanganlah anak jang telah malas itoe bertambah malas.—

Djanganlah sampai-sampai keseganan melihat sekolah itoe sebagai kambing diérét keair!"

Boléh djadi ada djoega kaoem sedjawatkoe jang berkata, bahwa mendidik anak-anak kota lebih soekar dari pada mengadjar anak-anak desa.—