Halaman:PDIKM 691-08 Majalah Aboean Goeroe-Goeroe Agustus 1927.pdf/7

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

A.G.G. 105 .


disini: Soepaja ia djangan kembali lagi kepada radjanja di Tanah Djawa. Sebab waktoe itoe beliau meingat akan hoetang penghoeloe, ,jaitoe: ,,Hoetang penghoeloe mendjaga". Mendjaga kampoeng djangan roesak, mendjaga negeri djangan binasa. Tetapi Datoek Perpatih dan Datoek Seri Maharadjo waktoe meingat akan sifat penghoeloe. Penghoeloe sifatnja benar. Waktoe setjaboet njawanja hilang, bago sepantjoeng lehernja poetoes; nan bana disaboet djoeo. Anak dipangkoe dilepaskan; beroek dirimbo disoesoekan; kato bana dioebah tidak.

Karena pertengkaran ketiga nenek ini, bergojanglah `alam M. K., bersoesah hatilah segala isi negeri. Pada masa itoe orang orang jang penakoet, menghindar-hindarlah ia dari negeri, sebab ditakoetkannja akan terdjadi peperangan karena pertengkaran nenek2 itoe. Perang itoelah jang dikatakan; Membebek kambing lari kehoetan. Tetapi segala orang jang berhati berani, datanglah ia dengan gembiranja melihat nenek itoe bertengkar.

Itoelah jang' dikatakan; Menjalak andjing lari kekota. Karena gadoehnja orang sebab pertengkaran itoe, anak2 ketjilpoen toeroet djoega tanja bertanja dan memperkatakan pertengkaran itoe. Itoelah jang dikatakan: Berkutek ajam dalam teloer.

Dalam pertengkaran ini menanglah Datoek Ketemanggoengan. Disamboetnjalah orang itoe setjara menjamboet radja. Dibawa keroemah radja [roemah Datoek Ketemanggoengan itoe].

Kemoedian orang itoe dikawinkannja dengan adiknja jang bernama Poeteri Reno Soedi. Itoelah jang dikatakan: Djatoehlah teloer anggang itoe keroemah Datoek Soeri Diradjo.

Dikatakan keroemah Datoek Soeri Diradjo, sebab Datoek Soeri Diradjo, mamak Datoek Ketemanggoengan, mendjadi tengganai roemahnja.

Anak Adtiawarman dengan toean Poeteri Reno Soedi itoelah jang mendjadi daulat jang dipertoean Pagar Roejoeng jang pertama. Itoelah jang dikatakan: Batinnja koeda semberani berpelano ameh sendirinja. Karena radja itoe boekan dipoesakainja, melainkan soedah asal radja djoega dari dahoeloenja (dari ketoeroenan iboenja).

Djika kiranja code2 adat itoe dipeladjari dengan sedalam-dalamnja tidaklah seorang djoega nanti mengatakan perkara itoe dongengan atau omong kosong sadja.

Sekarang saja laloekan 'pertanjaan pada pembatja jang boediman. Moedahkah memahamkan kata2 ‘adat Minangkabau?

Patoetkah bahasa Minangkabau diabaikan ?

BOESTAMAM

Agam IV.