Lompat ke isi

Halaman:Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme.pdf/25

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

dara, jang, sebagai jang sudah kita terangkan dimuka. menjuramkan dan menggelapkan hati siapa jang mengutamakan perdamaian, menjuramkan dan menggelapkan hati siapa jang mengerti, bahwa dalam pertengkaran jang demikian itulah letaknja kealahan kita, Kuburkanlah nasionalisme, kuburkanlah politik tjinta tanah-air, dan lenjapkanlah politik-keagamaan, ―― begitulah seakan-akan lagu perdjoangan jang kita dengar. Sebab katanja Bukankah Marx dan Engels telah mengatakan, bahwa ,,kaum buruh itu tak mempunjai tanah-air" ? Katanja Bukankah dalam ,,Manifes Komunis" ada tertulis, bahwa komunisme itu melepaskan agama"? Katanja: Bukankah Bebel telah mengatakan, bahwa ,,bukanlah Allah jang membikin manusia, tetapi manusialah jang membikin-bikin Tuhan"?

Dan sebaliknja! Fihak Nasionalis dan Islamis tak berhenti-henti pula mentjatji-maki fihak Marxis, mentjatji-maki pergerakan jang ,,bersekutuan" dengan orang asing itu, dan mentjatji-maki pergerakan jang ,,mungkir" akan Tuhan. Mentjatji pergerakan jang mengambil teladan akan negeri Rusia jang menurut pendapatnja: azasnja sudah palit dan terbukti tak dapat melaksanakan tjita-tjitanja jang memang suatu utopi, bahkan mendatangkan ,,kalang-kabutnja negeri" dan bahaja-kelaparan dan hawar-penjakit jang mengorbankan njawa kurang-lebih limabelas djuta manusia, suatu djumlah. jang lebih besar dari pada djumlahnja sekalian manusia jang binasa dalam peperangan besar jang achir itu.

Demikianlah dengan bertambahnja tuduh-menuduh atas dirinja masing-masing pemimpin, duduknja perselisihan beberapa tahun jang lalu satu sama lain sudah salah mengerti dan saling tidak mengindahkan.

Sebab taktik Marxisme jang baru, tidaklah menolak pekerdjaan bersama-sama dengan Nasionalis dan Islamis di Asia. Taktik Marxisme jang baru, malahan. menjokong pergerakan-pergerakan Nasionalis dan Islamis jang sungguh-sungguh. Marxis jang masih sahadja bermusuhan dengan pergerakan-pergerakan Nasionalis dan Islamis jang keras di Asia, Marxis jang demikian itu tak mengikuti aliran zaman, dan tak mengerti akan taktik Marxisme jang sudah berobah.

Sebaliknja, Nasionalis dan Islamis jang menundjuknundjuk akan ,,faillietnja" Marxisme itu, dan jang menundjuk-nundjuk akan bentjana kekalang-kabutan dan

25