Lompat ke isi

Halaman:Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme.pdf/23

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

terima sebagai upah (meerwaarde): ―― ia mengadakan suatu peladjaran riwajat jang berdasar perikebendaan, jang mengadjarkan, bahwa ,,bukan budi-akal manusialah jang menentukan keadaannja, tetapi sebaliknja keadaannja berhubung dengan pergaulan-hiduplah jang menentukan budi-akalnja" (materialistische geschiedenisopvatting): ―― ia mengadakan teori, bahwa oleh. karena meerwaarde" itu didjadikan kapital pula, maka kapital itu makin lama makin mendjadi besar (kapitaalsaccumulatie). sedang kapital-kapital jang ketjil sama. mempersatukan diri djadi modal jang besar (kapitaalscentralisatie), dan bahwa, oleh karena persaingan, perusahaan-perusahaan jang ketjil sama mati terdesak oleh perusahaan-perusahaan jang besar, sehingga oleh desak-desakan ini achirnja tjuma tinggal beberapa perusahaan sahadja jang amat besarnja (kapitaalsconcentratie): dan ia mendirikan teori. jang dalam aturan kemodalan ini nasibnja kaum buruh makin lama makin tak menjenangkan dan menimbulkan dendam-hati jang makin lama makin sangat (Verelendungstheorie): ―― teori-teori mana, berhubung dengan kekurangan tempat. kita tidak bisa menerangkan lebih landjut pada pembatja-pembatja jang belum begitu mengetahuinja,

Meskipun musuh-musuhnja, diantara mana kaum anarchis, sama menjangkal djasa-djasanja Marx jang kita sebutkan diatas ini, meskipun lebih dulu, dalam tahun 1825, Adolphe Blanqui dengan tjara historis-materialistis sudah mengatakan, bahwa riwajat. itu ,,menetapkan kedjadian-kedjadiannja" sedang ilmu ekonomi menerangkan sebab-apa kedjadian-kedjadian itu terdjadi": meskipun teori meerwaarde itu sudah lebih dulu dilahirkan oleh ahli-ahli-fikir sebagai Sismondi. Thompson dan lain-lain: meskipun pula teori konsentrasi-modal atau arbeidswaardeleer itu ada bagian-bagiannja jang tak bisa mempertahankan diri terhadap kritik musuhnja jang tak djemu-djemu mentjari-jari salahnja: meskipun begitu, maka tetaplah, bahwa stelselnja Karl Marx itu mempunjai pengertian jang tidak ketjil dalam sifatnja umum, dan mempunjai pengertian jang penting dalam sifat bagian-bagiannja. Tetaplah pula, bahwa, walaupun teori-teori itu sudah lebih dulu dilahirkan oleh ahli-fikir lain, dirinja Marxlah, jang meski ,,bahasa"-nja itu untuk kaum ,,atasan

sangat berat dan sukarnja, dengan terang-benderang

23