Lompat ke isi

Halaman:Memutuskan pertalian.pdf/37

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

lah aku jadi begini. Sungguh amat bengis perbuatan orang tua itu, menceraikan orang berkasih-kasihan, memisahkan anak dengan bapaknya. Akan tetapi, biarlah! Aku maklum bagaimana hati Jamilah kepada ibunya dan kepadaku. Tampak nyata kepadaku, bahwa berat hatinya bercerai dengan daku daripada dengan ibunya. Baik, asal dia suka menurutkan aku, mau sehidup semati dengan daku, kugonggong kubawa terbang, biar ke laut api sekali pun.

"Bukankah pada suratnya yang pertama telah dinyatakannya terus terang, bahwa dia hendak pergi jua ke Pontianak? Perkara ibunya itu dipandangnya perkara kecil saja, izin tak izin ia pergi jua. Bahkan pada surat yang kedua Jamilah mengatakan, hati ibunya mulai bimbang. SungguhpUn dia agak keras jua menahan anaknya, tetapi sudah tampak kelemahan hatinya, seakan-akan suka ia mengizinkan anaknya pergi merantau. Biarlah kutunggu dengan sabar, dapatkah Jamilah menjalankan tipu muslihatnya kepada ibunya yang tengkar dan keras kepala itu."

"Pos!" seru seorang di luar pekarangan.

Guru Kasim terlompat mendengar suara itu. Dengan tidak diketahuinya, ia telah membukakan pintu gapura. Seorang besteller mengunjukkan sebuah surat dan postpakket kepadanya. Demi dilihatnya afzender surat dan postpakket itu Jamilah, ia pun berkata, "Pukul berapa kapal masuk, Pak?"

"Petang tadi, engku !" ujar besteller yang telah putih uban di kepalanya, sebab itu dipanggil guru Kasim "bapak" saja.

Setelah besteller pergi, guru Kasim segera naik ke rumah, lalu masuk ke bilik serambi muka. Darahnya berdebar-debar, hatinya harap-harap cemas, ingin hendak mengetahui isi surat dari isterinya itu. Setelah lampu dipasang, dengan segera surat itu dibukanya.

Demikianlah bunyinya:

Bukit Tinggi, 12 Juli 19 .....


Kakandaku yang tercinta!

Dengan hormat!

Sudah hampir dua bulan kakanda di rantau orana. sebagai dua tahun bagi adinda rasanya. Dalam surat adinda yang lalu pun sudah adinda nyatakan bagaimana perasaan adinda selama kakanda tinggalkan. Sungguh, adinda tak sanggup berpisah dari kakanda. Sedangkan sekarang baru dua bulan, badan adinda sudah kurus dan sengsai, apalagi jika tiga atau empat bulan lagi, entah apa

39