Lompat ke isi

Halaman:Memutuskan pertalian.pdf/15

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

ceriterakanlah peristiwa saya semuanya."

"Bagaimana pendapat engku Jamal. setelah engku ceriterakan?" ujar guru Kasim.

"Jangankan perkataan engku Jamal menjadi setawar sedingin kepadaku, melainkan menambah dalam luka hati saya. Katanya, "Jika saya diperbuat mentua saya macam itu , sudah ada bagi saya akan penutup mulutnya, hingga ia terpaksa berhenti berkata: lsteri, ialah akan kawan tidur: yang sebenarnya isteri ipar besan kita. Akan tetapi jika mereka itu tidak bersenang hati kepada kita, terima kasih, kita boleh angkat kaki saja. Perempuan tidak satu, laki-laki tidak seorang di dunia ini. Apa gunanya beristeri kalau tidak akan menyenangkan hati ."

"Begitulah pendapatnya. dan kalau saya turutkan katanya, tentu .......... Boleh jadi dialah yang mengatakan kepada engku, bahwa saya sudah beristeri. Pada pikirannya tentu saya sependapat dengan dia, lalu menceraikan isteri saya dan kawin pula. Sungguh, engku Jamal memang memandang perempuan itu mudah saja."

"Sebenamya kata engku itu! Lihatlah isterinya, sudah kurus kering makan hati berulam rasa. Sudah acap kali saya menasihati engku Jamal, akan tetapi jawabnya menyakitkan hati saja."

"Bagaimana pulakah pikiran engku tentang hal itu? Sama jugakah dengan pendapat engku Jamal ?"

"Tidak, sekali-kali tidak! Masakan lain yang berutang, lain pula yang membayar. lsteri engku tidak bersalah sedikit jua, masakan dia yang akan dapat hukuman. Baginya tentu serba salah, diturut pe rintah ibu. kasihan suarni. Akan dibantah, ia mendurhaka namanya. Engku sendiri tentu saja takkan sampai hati pula menceraikan orang dengan ibunya, bukan? itulah sebabnya ia berdiam diri dan menangis saja. Biarlah, tidak mengapa, mudah-mudahan selamat saja Saleh a bersalin."

Guru Kasim berhenti berkata, karena kopi dan penganan dihidangkan orang. Setelah minum kopi dan mengecap penganan, besteller masuk pekarangan rumah itu. Ia memberikan beberapa pucuk surat kepada guru Kasim. Kemudian besteller berkata, katanya,'Untung engku Burhan ada di sini; tidak payah lagi saya datang ke rumah engku. Ini ada surat untuk engku!" Lalu, diberikannya surat itu .

"Wah surat dari Betawi!" kata guru Kasim tiba-tiba. "Lihatlah capnya: Departement van Onderwijs en Eeredienst. Entah

17