Halaman:Memutuskan pertalian.pdf/12

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

”Saya sendiri lebih suka isteri saya bersalin di hadapan saya. Akan tetapi kemauan mentua saya lain pula. Ia hendak membawa anaknya pulang jua.”

”Bilakah beliau ke mari? “Tidak sedikit jua kami mendengar-dengar kedatangan beliau itu. Engku pun tidak pula tersembul-sembul, sudah lebih sebulan agaknya.”

”Hatiku susah engku, pikiran pun tak senang. Jika kukenangkan kedatangannya kemari itu, sungguh sangat melukai hatiku.”

”'Melukai hati bagaimana?” jawab guru Kasim semakin heran. "Biasanya orang kedatangan mentua berbesar hati, tetapi engku rupanya tidak. Apakah sebabnya?”

”Ya, kedatangannya itu menjadi perbantahan antara saya dengan dia, bukan menjadi kebaikan. Jika saya kurang sabar, entah apa yang akan terjadi agaknya.”

”Jika demikian, besar juga perselisihan itu. Apakah yang menjadikan perbantahan itu? Sukakah engku menerangkannya kepadaku?”

”Apa salahnya!? Engku sudah saya pandang seperti saudara kandung. Jika engku suka mendengar, biarlah saya terangkan.

Bulan yang sudah, mentua saya yang perempuan bersama Datuk Baginda mamak isteri saya datang dari Solok. Setelah beberapa hari mereka di sini, pada suatu petang mentua saya berkata, bahwa kedatangannya itu akan menjemput Saleha isteri saya, karena bulannya bersalin sudah dekat. Akan tetapi permintaannya itu saya tolak, karena menurut pendapat saya, lebih baik dia bersalin di sini daripada di kampung.”

”Habis, apa jawabnya? Adakah engku terangkan apa melaratnya Saleha beranak di kampung dan apa manfaatnya bersalin di sini?”

"Ada! saya katakan bahwa di sini dan di kampung sama saja. Akan tetapi dia tak suka, karena di sini tak ada kaum keluarga yang akan menolong. Jika mujur tak boleh diraih, malang tak boleh ditolak, apakan daya, badan jauh di negeri orang, katanya.”

”Apa kata engku?” tanya guru Kasim sambil menatap muka sahabatnya itu.

"Saya katakan kepadanya, bahwa isteri kawan-kawan saya ada dua tiga orang yang akan menolong Saleha. Dan dia sendiri pun tentu akan tinggal di sini pula sampai anaknya selesai bersalin.”

”Bukannya dua tiga orang, banyak lagi isteri kawan-kawan kita yang lain. Isteri saya dan mentua saya tentu dengan segala suka hati menolong menyediakan ini dan itu untuk keperluan bersalin

14