IV
Ia tidak mempoenjai perasaan ingin mengorbankan diri seperti jang ditoendjoekkan nationalis dilain-lain negeri. Ia tidak mempoenjai alat-alat perasaan, pemikiran jang mendekatkan dirinja kepada massa (rakjat-moerba). Disebabkan imperialis kaoem intellekt kita djaoeh dari massa.
Mereka tidak ada mempoenjai satoe kesaktian jang dapat mempengaroehi dan menarik hati rakjat. Kaoem intellekt kita tidak beroleh kepertjajaan dan kesajangan massa, jang menggerakkan mereka memboeat aksi2 serta memimpin mereka. Tambahan lagi sebab djoemlahnja kaoem terpeladjar tidak seberapa, mereka masih tinggal didalam kelas mereka dan beloem lagi boeroeh terpeladjar.
Oentoek sementara waktoe dapatlah mereka „menonton" dari djaoeh.
Lain hal kalau djoemlahnja mereka banjak tentoelah akan loentang-lantoeng (outcast) dan merasai kemelaratan sebagai boeroeh indoestri dan tani, dan nistjajalah mereka dalam hal ini akan menjeboerkan diri dengan sepenoeh-penoeh kegembiraan kedalam medan pendjoeangan.
Ketjepatan timboelnja kelas intellekt, keketjewaan terhadap B.O. dan N.I.P. serta kekedjaman reaksi, menoekar pemandangan mereka kedjoeroesan jang lain. Soenggoehpoen masih sangat lambat dan masih berdiri beberapa pal djaoehnja dari massa serta dalam keaktifan dan politik tertjetjer sangat djaoeh dibelakang dibandingkan dengan kelas mereka dilain koloni, tetapi mereka telah moelad bangoen dari tidoer. „Pakaian Malaikat" dari Notosoeroto telah dilemparkan mereka dan memoelat bersetoedjoe kepada aksi-aksi revoloesioner. Sekarang dari beberapa universiteit di negeri Belanda jang djaoeh itoe mendengoeng-dengoeng soeara mereka hingga kedengaran oleh kaoem intellekt jang ada di Indonesia.
Tetapi pengharapan boeroeh đan tani di Indonesia tidak tjoema persetoedjoean hati sadja dari intellekt itoe. Mereka menghendaki perboeatan (boekti-boekti).
Selama kaoem terpeladjar kita melihat, babwa perdjoeangan kemerdekaan sebagai akademi sadja, selama itoelah perboeatan-perboeatan jang diharapkan itoe „kosong" belaka. Biarlah mereka melangkah keloear dari kamar peladjaran serta menjeboerkan diri kedalam politik revoloesioner jang aktif.
Gelombang pemogokan, pemboikotan dan demontrasi jang beraloen-aloen setlap hari bertambah loeas melaloei rapat naslonal menoedjoe ke Federasi Repoeblik Indonesia. „Inilah djalan meroka, tidak lain!
TAN-MALAKA