— 67 —
Fabrik2, kereta api, kantor2 goebernemen dann pernigaan sama sekali ditangan bangsa asing. Orang perantauan dari Djawa, Soematra Borneo dan Soelawesi terlampau sedikit dan terlampau lemah kekoeatannja oentoek mengadakan perdjoeangan ekonomi melawan bangsa Benoea Asia jang biasanja pandai bekerdja tangan. hidoep sederhana dan sepakat Proces pendesakan bangsa Indonesia dalam kediaman ekonomi, politik dan negeri menjebabkan lahirnja satoe pergerakan baro disana. Satoe perkoempoelan orang-orang Indonesia jang bernama „Kesatoean-Malajoe” mengoentoengkan dan mesti kita perhatikan dengan perhatian jang segala tenaga orang Indonesia di Semenandjoeng oentoek pertahanan dan politik. Meskipoen masih soeram dalam perkataan dan ragoe2 dalam aksi, satoe badan politik seperti itoe haroeslah dianggap sebagai kedjadian mengoentoengkan dan mesti kita perhatikan dengan perhtaian jang sepenoe-penoehnja. Sekalian daja-oepaja ngembang-ngembangkan penoeh dan mentjiptakan satoe persatoean Indonesia Raya di seloeroeh kepoelauan Indonesia, „mesti dan perloe” ada dan didirikan. Tambahan lagi boleh diharapkan, bahwa besok atau loesa bangsa Indonesia Semenandjoeng akan berichtiar melahirkan satoe pergerakan, jang maksoednja akan memindahkan bangsa Indonesia Selatan kesana. Dengan djalan seroepa itoe dapatlah dibatasinja proces pendesakan itoe dan ditjiptakannja satoe dasar, tempat Indonesia Merdeka „bersandar" dan achirnja akan mewoedjocdkan Kemerdekaan Semesta Indonesia.
Philipina jang terletak diantara Scijlla, Amerika dan Charybdi Djepang, strategis „sepenting-pentingnja di Pacifik”, bagi 12.000.000 orang Indonesia disana soenggoeh mendjadi satoe soal jang memoetoeskan pengharapan oentoek mereboet kemerdekaan nasional. Kedoedoekan Philipina terlaloe penting, sedang djoemlah pendoedoeknja terlaloe sedikit jang dapat mengoesir moesoeh oentoek selama-lamanja. Karena itoe memang soedah pada tempatnja djika mereka berasa sangat bersjoekoer oleh immigrasi dari Indonesia Selatan kesana sebab dalam sedikit waktoe sadja dididik dan bergaoelan nistjaja adan djadi satoelah dengan mereka. Sebagai bangsa jang mempoenjai ketoeroenan sama,
Philipina dengan Indonesia Selatan tentoelah tidak akan berselisih roepa, moeka, hidoeng, ketjakapan, kesoekaan, dan kemaoeannja bekerdja Djoega mempoenjai perhoeboengan bahasa jang tak dapat disangka.[1]
- ↑ Sebeloem bangsa Spanjol datang di Philipina bahasa Melajoe mendjadi bahasa politik jang resmi diseloeroeh Philipina, dan djadi leugua framca dipoelau-poelau jang tak koerang dari 2000 disana. Tetapi politik divideet impera bangsa Spanjol memboenoeh bahasa itoe, dan disebabkan „Oetoesan Toehan” itoe memadjoekan sekalian dialekt pada tiap2 poelau dandaerah dan menghapoeskan bahasa Melajoe, maka lenjaplah bahasa politik jang resmi tadi itoe. Setelah mati bahasa pergaoelan itoe, maka mati poelalah lama-kelamaan rasa persatoean diantara sekalian pendoedoedk beberapa poelau dan daerah, hingga kesoedahannja dapatlah Spanjol mengadoe-dombakan mereka. Itoe doegalah sebabnja, maka sampai pada waktoe jang belakangan ini sangat soesah memadjoekan persatoean nasional. Meskipoen soedah 350 tahoen dialekt Philipina diroesak-roesak, tapi hingga sekarang masih terdapat dialekt Indonesia Selatan.