III
boeroe fatamorgana". Tetapi siapa jang mempergoenakan gekalian pengetahoeannja oentoek massa-aksi jang teratoer, nistjaja memperolei kemenangan itoe seoempamania ,ajam poelang kekandangnja".
Soal kemerdekeen Indonesia boekanlah satoe soal jang terbatas di Indonesia sadja, jang dapat dipetjahkan dengan perantaraan kongres dan poetoesan2 jang lembek di Dewan Rakjat, djangan dikata lagi dengan perantaraan kelakar2 ekonomi dan keboedajaan diweroeng kopi. Soal itoe mempoenjai perhoeboengan jang sangat rapat dengan „kekoeasaan Barat tenhadap bangsa berwarna dibenoea Timoer".
Salah satoe dari sebab2nja đan boekan jang terketjil - mengapa Amerika tidak djoega memberikan kemerdekaan jang seloeas-loeasnja kepada orang Indonesia Oetara (Philipina) jang menoeroet perkataan kawan ataupoen lawannja telah lama matang, seperti kata soerat-soerat kabar imperialisme Amerika di Manila, bahwa kemerdekaan Phillpina berarti „satoe pemberontakan dan penjembelihan đi Asia melawan kekoeasaan koelit poetih" (a general revolt in Asiatic countries against white authority, uprising bing attended by slaughter"). Kelepasan Indonesia (poesat arti ilmoe boemi dan peperangan Asia, pendoedoek lima kali lebih besar dari Philipina dan dengan perdagaangan internasional) moestahil tidak berarti sebagai satoe pistol jang ditoedjoekan kepada kekoeasaan Barat teroetama Inggeris di Asia.
Beloem lama inl bekas poetera mahkota Wilhelm menerangkan kepada seorang wakil dari United Press đi Locarno jang dioemoemkan oleh radio keseloeroeh doenia, bahwa bila manoesia jang berdjoeta-djoeta di Asia pada satoe hari bergerak melemparkan pikoelan, Angel-saksen (Inggeris, Perantjis dan Belanda) nistjaja bangsa Melajoelah jang aken pertama kali menjebabkan kesoesahan". Pengharapan imperialistis dan Bindiran seroepa apakah jang dimaksoed poetera mahkota jang seniwen itoe, bagi kita tetap njata, tahwa Indonesia sekarang boekan Indonesia pada beberapa tahoen jang laloe. Indonesia telah mengambil tempat jang penting dalam barisan berdjoeta-djoeta manoesta di Asia.
Karena itoe kemenangan jang diperoleh dengan djalan damai dan parlementer sama sekall tak boleh difikirkan. Boekankah hal seroepa itoe „tepat" mengganggoe ketenteraman kapitalis di Timoer? Bila sehari Indonesia terlepas dan mempertahankan kemerdekaannja dari moesoeh-moesoeh dalam dan loear negeri jang tentoelah hal itoe hal terseboet đitentoekan oleh kodrat revoloesioner, jakni jang disebabkan oleh ,,massa-aksi" dari massa dan oentoek massa".
Kalau pendjadjahan Belanda selama 300 tahoen itoe tidak beroepa perampokan (memboenoeh indoestri boemipoetera semati-matinja) nistjaja deradjat kaoem intellektueel kita djaoeh berbeda dari keadaan sekarang! Dan kita tentoelah mempoenjai semangat ketjerdasan (intelligensia) jang menoeroet asal, didikan dan perasaan mendjadi pemoeka dari toean2 tanah, indoestri, saudagar dan pegawai Boemipoetera. Poen djoega akan timboel pergerakan „Demokrasi" dan ,kemerdekaan nasional" jang „bersipat kerdja bersama" (kompromis) dengan bangsa Belanda atas pertolongan boeroeh dan tani seperti di India, Mesir dan Philipina lebih koerang.
Atas ketiadaan kaoem medđal boemipoetera intelligensia kita tak koeat berdri. Ia melajang-lajang diantara rakjat dengan pemerintah.