— 35 —
tjoba'ankoe ini, boeat bikin manoesia mengenal boedi dan kabeneran, serta menaro tjinta kasian pada sekalian machloek berdjiwa. Maka itoe, Kantaka, bawalah toeanmoe ini dengen gagah ka tempat jang hendak ditoedjoe!
Siddhartha laloe naek ka atas belakangnja Kantaka, dan teroes berangkat dengen diikoetin oleh Tjanna.
LAJAR TOEROEN.
Bagian III berachir.
Bagian IV.
Pemandangan: Tanah pagoenoengan pada tepi soengei Anoma. Di kadjaoean ada kaliatan Himalaya jang poentjak-poentjaknja tertoetoep saldjoe dan pada lampingnja ada penoeh oetan, sedeng di sabelah depan ada boekit-boekit karang dari mana kaliatan aer djatoh jang matjemnja seperti perak. Di sapoeter itoe tempat ada terdapet poehoen-poehoen dan gombolan, di tengah mana ada tertampak djoega boenga-boenga oetan roepa-roepa matjem dan warna. Sinar matahari pagi memaloet itoe tanah pagoenoengan dengen warna koening emas.
Prins Siddhartha lompat toeroen dari koedanja jang tali-moeloetnja ada dipegangin oleh Tjanna. Ia tjioem kepalanja itoe koeda dan tepok-tepok lehernja. Komoedian berdiri memandang ka sapoeter itoe tempat dengen roepa girang dan goembirah.
Siddhartha : — Apakah itoe soengei (mengoendjoek sama tangannja) betoel ada soengei Anoma, Tjanna ?
Tjanna: — Tida salah, toeankoe.
Siddhartha : — Dan ia ada djadi wates dari karadja'annja ajahkoe?
Tjanna : — Dengen sabenernja, toeankoe ; dan sekarang toeankoe bisa menjaksiken bahoea daerah karadja'an dari ajah toeankoe sabenernja boekan ketjil adanja. Maka patik moehoen toeankoe pikir lagi sekalih : apakah tida sajang satoe warisan jang demikian besar dan berharga, toeankoe hendak lepasken?
