Halaman:Mahabhiniskramana.pdf/24

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 16 —

lakoe soedagar, Poetra-makota bersama patik telah pergi mengider ka dalem kampoeng dan desa-desa, dan achirnja kita bertemoe saorang sakit jang terletak sambil merintih-rintih di tepi djalan raja Poetra-makota merandek menga­wasi dan menanja pada patik, kenapa itoe orang kaliatan begitoe soesah. Koetika patik menerangken bahoea itoe orang sedeng dilanggar penjakit sampar jang heibat, dan tida haroes orang mendeketi aken menoeloengi sebab bisa ketoelaran,Poetra-makota lantes menanja poela, apakah segala orang bisa dapat ini penjakit? Koetika patik tetepken jang sasoeatoe manoesia dalem sembarang sa'at bisa diserang oleh penjakit jang banjak matjemnja, ada jang berat dan ringan, tapi achirnja samoea moesti mati, lantes Poetra-makota kaliatan djadi terkedjoet, dan menanja ; „Mati? -apakah artinja mati?" Soepaja bisa mengarti dengen djelas artinja itoe perkata'an, patik silahken berdjalan lebih djaoe sampe ka pinggir soengei dimana ada tempat pembakaran majit, dan disitoe bisa kaliatan rombongan orang jang pikoel majit jang hendak dibakar. . . .

Yashodhara : — Ah, Tjanna, bagimana kaoe bisa berlakoe sampe begitoe djaoe !

Tjanna : (menjembah) : — Ma'af, toeankoe Poetri ! Patik poenja pikiran ada lebih baek djikaloe Poetra-makota dapet liat dan taoe samoea djalannja ini penghidoepan. Kapan nanti soedah berdoedoek di atas tachta aken memerentah dalem ini karadja'an, sabagi satoe radja dan ksatrija ia poen haroes melindoengin rahajat dari ganggoean pendjahat dan penjerangan moesoeh, hingga satoe koetika haroes goenaken pedangnja aken membasmi banjak djiwa manoesia. Apa aken djadi dengen ini negri djikaloe mempoenjai radja jang tida mengenal apa artinja kamatian !