Halaman:Limpapeh.pdf/48

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

VII. HARTA PUSAKA


Harta Pusaka, biasa disebut "Pusako" saja, adalah harta yang diwariskan turun temurun dari "niniak“ kepada "mamak" dari "mamak" kepada “kamanakan".

“Pusako” dapat dibagi atas : "Pusako Tinggi“ dan "Pusako Randah”,


Pusako Tinggi

“Pusako Tinggi" adalah harta yang berasal dari nenek moyang yang mula-mula "mancancang-malateh, manggalang manaruko”. Karena itu Pusako Tinggi disebut juga "harato tuo" yang berasal dari “tambilang basi". Pusako Tinggi tidak boleh dijual atau digadaikan seperti kata pepatah : “Tajua indak dimakan bali, tasando indak dimakan gadai". "Tasando" artinya digadaikan, tetapi tidak lama. ” Pusako Tinggi " dikatakan pula dalam Adat “aianyo buliah diminum, buahnyo buliah dimakan, namun batangnyo tatap tingga".

Air dan buah yang diibaratkan sebagai hasil Pusako Tinggi, pembagiannya diatur oleh Limpapeh antara anggota perempuan dalam kaumnya. Batangnya tetap tinggal, seperti tersimpul dalam petitih Adat :


“Biriak-biriak tabang ka samak,
dari samak ka halaman,
patah sayok tabang baranti,
basuo di tanah bato.

Dari niniak turun ka mamak,
dari mamak ka kamanakan,
patah tumbuah hilang baganti,
pusako alam baitu juo".


”Pusako Tinggi" bukanlah menjadi hak milik bagi orang-orang yang berwenang mengerjakan atau menikmati hasilnya, melainkan hanya menjadi “hak pakai” atau “hak menikmati" baginya. Hak pakai atau hak menikmati Ini hanya selama hidup seseorang.

36