Halaman:Limpapeh.pdf/14

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Sebagian di antara nenek moyang kita bertempat tinggal di pinggir sungai dan di tepi pantai menjadi nelayan dan pelaut yang berani, Lama kelamaan mereka mengetahui bermacam-macam ilmu yang bergura dalam pelayaran. Mereka mengetahui tentang arus laut, angin musim dan ilmu bintang. Pelaut-pelaut yang ulung itu dalam pelayarannya sampai ke kepulauan Nusantara ini. Mereka ini lama kelamaan bertambah banyak dan sebagian mereka terus ke pedalaman, antara lain ke daerah pusat Sumatera Barat sekarang. Mereka akhirnya tinggal menetap di sana dan inilah yang menjadi nenek moyang suku bangsa Minangkabau.

Nusantara kita ini terdiri dari ribuan pulau-pulau. Karena letak pulau-pulau berjauh-jauhan maka cara hidup nenek moyang kita berbeda-beda pula. Tiap kelompok berkembang sesual dengan keadaan tempat tinggal masing-maslng. Lama kelamaan di daerah masing-masing Itu timbul pula bahasa dan kebudayaan daerah sesuai dengan pertumbuhan suku bangsa di daerah itu sendiri, Sungguhpun tiap daerah mempunyai bahasa dan kebudayaan sendiri pada hakekatnya tetap satu, karena berasal dari satu rumpun bangsa.

Keadaan itu memperkaya dan menimbulkan keragaman di- samping persatuan (Bhinneka Tunggal Ika, artinya sungguhpun berbeda, tetapi tetap satu).

Agak berbeda dari sejarah yang dikemukakan tadi, maka menurut Tambo, asal usul suku bangsa Minangkabau seperti dipaparkan di bawah ini :

”Manuruik warih nan dijawek, pusako nan ditolong, kaba asa nan dahulu, kok gunuang sabingkah tanah, bumiko sapahimbauan, kok lauik sacampak jalo, tanah darek balun lai leba, nan timbua gunuang Marapi..Lorong nan niniak moyang kito, asa usuanyo kalau dikaji, Iyo di dalam tambo lamo, sapiah balahan tigo jurai.

Nan tuo Maharajo Alih, nan tingga dibanua Ruhum, nan tangah Maharajo Di Pang, nan jatuah ka banya Cino, nan

2