Halaman:Lawah-Lawah Merah (1875).pdf/27

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

25

dari anak prampoean ini jang angkaoe siksakan dengan nama oendang-oendang. Saija soempa di hadapanmoe, jang dia djoesta. Angkaoe boleh liat jang dia ada gila; jang dia tiada mengarti apa dia kata. Saija poenja anak prampoean satoe pemboenoe! Saija poenja anak pemratjoen!

Koetoek ada dia itoe jang mana lebi doeloe soeda dapat ingatan demikian? Toehan Allah menhoekoemkan padanja dan membri oemoer toea dalam sangsara!
Itoe perkataän jang pengabisan soeda di katakan kapada Lin, jang njata sekali soeda terkedjoet oleh kadatangannja njonja Liou, karna Lin, toeroet oendang-oendang, haroes ada bersama-sama pada itoe siksaän dari pesakitan, soeda babrapa menit ada berpikir jang apa dia tiada terlaloe lekas dalam dia poenja dakwaän dan apa brangkali boekannja Liou Siou dan Ité jang soeda boenoe anaknja.
― Diam, ―berkata poela hakim dengan soeara besar sebab dia maoe lekas bikin abis ini tontonnan. — Prampoean itoe boleh tinggal pada anaknja, tetapi saorang haroes dengar dengan hormat itoe poetoesan jang mana soerat oendang-oendang soeda prenta pada saija akan katakan sa-abisnja satoe dari pesakitan soeda mengakoe persalahannja.
Maka begitoepoen dengan sakedjap mata orang soeda diam dalam itoe kamar bitjara. Orang-orang banjak jang ada disitoe soeda mengarti jang hoekoeman gantung soeda ampir adanja.
Pada sabentaran Ming berpikir dalam dirinja, bitjara satoe-doea pata sama lain-lain hakim disitoe boeka satoe dari pada itoe kitab-kitab jang ada di hadapannja serta berkata dengan kakrasan tetapi soeara jang mengharoeskan dalam perkataän jang demikian ini:
― Kita, Ming-Lou-Ti mantri hakim klas tiga melakoekan pakerdjaän president dari pengadilan raad besar di Canton, katakan itoe pesakitan-pesakitan Liou Siou dan Ité jang soeda di bawa di liadapen pengadilan ini seperti pemboenoe-pemboenoe dari Lin moeda, soeda bersalah berboeat kadjahatan itoe jang amat maloe; ini poetoeaan di boeat sa-soedanja dia-orang di preksa dan mengakoe dari dalam moeloet dia-orang sendiri. Oendang-oendang dari kita poenja djoeroe mengkaloearkan itoe, kita serahkan kapadanja dan hoekoem doea-doea dalam hoekoeman mati. Liou Siou jang soeda mengakoe persalahannja nanti misti di gantoeng dan Ité jang tiada maoe mengakoe nanti misti trima hoekoeman mati pelahan-pelahan. Dia-orang nanti di bawa pada tampat hoekoemannja djikaloe soesoehoenan, kita poenja toean dan panghoeloe jang amat kwasa soeda prenta itoe oleh kapandeannja. Kita soeda melakoekan pengadilan itoe toeroet kita poenja pengatahoean.
― Djaga-djaga bawa doea orang itoe jang terhoekoem dan sampe pengabisan dia-orang poenja hidoep orang-orang misti djaga baik seperti tjara manoesia toeroet boenjinja oendang-oendang.
Maka orang-orang dengar itoe poetoesan dengan tiada perdoeli dimana biasanja raijat-raijat di sabela Timor itoe memandang hidoepnja manoesia.
Tontonnan boeat orang-orang itoe soeda abis, hari hoekoemannja tiada dia-orang perdoeli, djoega tiada perdoeli bagimana roepa itoe pesakitan misti mati oleh itoe hoekoeman.
Maski itoe hoekoeman mati pelahan-pelaban jang djarang ada djadi, tiada dia-orang maoe perdoeli dan tiada ambil poesing bagimana hoekoeman mati itoe di djalankan. Liou Siou dan Ité, jang hari hidoepnja ada terhitoeng, tiada satoe dari pada kadoeanja dengar poetoesannja itoe.
Liou Siou ada berbaring di tangan iboenja sambil manangis dan tiada taoe apa soeda djadi, mata iboenja tiada laloe dari tangan anaknja jang soeda bertjatjat. Tetapi Ité poenja roepa adalah seperti orang mati dan maski doekoen dari justitie bikin segala akal boeat kasi dia bangoen kombali maka dia tiada beroentoeng dan Ité tinggal kakoe seperti orang jang ampir ilang napasnja jang pengabisan.
Pada itoe waktoe hakim-hakim itoe soeda laloe dan orang-orang jang menonton soeda kaloear dari itoe kamar pengadilan. Penjoeroet dari pengadilan itoe soeda soeroe njonja Liou hantar anaknja sampe kadalam pendjara dan bagitoe dia maoe berangkat bersama-sama anaknja, maka sama sekali dia rasa jang ada orang ketok poendaknja.
Njonja Liou balik moekanja.
Satoe orang lain bangsa ia itoe orang Europa ada berdiri di belakangnja dan maski njonja Liou ada bagitoe sedi, njata djoega jang dia soeda terkedjoet.
Tetapi itoe toean mesem sadja dan moekanja kaliatan seperti kasian kapada itoe njonja jang lantas berasa ada senangan.
Oemoernja itoe toean masi moeda dan njata dari moekanja jang dia ada sa-orang brani dan tjerdik.
Dia tiada kasi tempo kapada njonja Liou boeat menanja kapadanja. Dia djoega bisa bitjari bahasa Tjina jang di bitjarakan oleh orang-orang jang ada tinggal di tana-tana jang di pinggir laoet. Dia berkata:
― Njonja djangan ilang pengharapan. Saija ada sama-sama pada waktoe priksaän itoe dan saija poenja pikiran ada sama dengan angkaoe, ia itoe, jang anakmoe tiada ada poenja dosa.
― O, trima kasi toean, trima kasi, ―berkata njonja Liou dengan toetoep tangan;— tetapi adoeh! Apatah kita bole bikin?
― Apa kita boleh bikin? ―menjaoet toean itoe, banjak amat seperti bagimana saija poenja pengharapan. Sabelonnja itoe poetoesan jang tiada adil di djalankan, kita ada poenja tempo lebi dari satoe boelan, karna itoe titah misti datang dari Peking. Oleh sebab itoe peroesoean dalam negri jang sekarang soeda djadi, maka orang tiada bagitoe lekas berdjalan dari Canton pergi ka Peking dan balik kombali. Besok pagi angkaoe bole bertemoe padakoe di toko kompani lnggris. Tanja sadja disana dimana kaptein Perkins ada. Kita nanti dapat katemoe pemboenoeanaja Lin, itoelah saija djandji padaoe dan djikaloe tiada demikian, maka namakoe boekan Perkins lagi adanja.
(Liat itoe gambar di pag. 26).