Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/95

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

bagian bawah, seseorang yang tidak penting dan inferior di hadapan Corrie atau orang Belanda lainnya. Penolakan terhadap si malakama itulah yang membuat perkawinannya dengan Corrie hancur. Di bagian akhir cerita, tokoh tersebut menerima si malakama dengan tidak menggabungkan diri dengan anak dan istri pertamanya yang justru mulai mencintainya. Itulah sebabnya, akhirnya ia masih mempunyai harga diri. Ia mengalami kematian yang berharga.

4.1.2 Konflik antara Harga Diri dan Balas Budi

Perkembangan masyarakat dan kebudayaan Minangkabau digerakkan oleh konsep harga diri dan malu yang telah menjiwai kehidupan masyarakat Minang. Akan tetapi, perkembangan tersebut selalu dikontrol dan dikendalikan arahnya oleh konsep budi serta konsep rasa dan periksa. Fenomena perkembangan masyarakat dan kebudayaan Minangkabau yang seperti itu ternyata sangat berpengaruh pula dalam organisasi alur novel berlatar Minangkabau.

Di dalam novel berlatar Minangkabau, seperti Sitti Nurbaya, Salah Asuhan, Salah Pilih, dan Pertemuan, cerita dimulai dengan sekolahnya para tokoh dalam cerita tersebut, Sesungguhnya sekolah merupakan suatu usaha untuk mengembangkan diri serta mengangkat derajat kehidupan agar Sama atau tidak kalah dari orang lain.

Inilah satu daripada tujuan kaum muda Padang, yaitu membawa bangsanya kepada kemajuan, di dalam segala lapangan. Selama orang Padang masih ketinggalan di dalam segala hal, tidaklah dapat ia setara dengan bangsa lain; sedang zaman meminta, supaya mereka tampil bersama-sama ke muka (Rusli, 2003: ).

“Betul-betul Nurdin,” kata Masri dengan sebenarnja, “belumlah ada tumbuh tjita-tjita jang sedemikian dalam hati sanubari saja. Tjuma saja masih mengingat pengadjaran saja sadja. Betul ada djuga kawan-kawan saja jang telah

83