Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/38

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Alam yang diibaratkan sebagai kehidupan manusia. dalam masyarakatnya memberi kebebasan pada masing-masing individu untuk mempertahankan eksistensi dalam perjalanan hidupnya. Akan tetapi, dalam aktualisasi kebebasannya itu, masing-masing individu tersebut harus menjaga keselarasan hidup antarsesama di dalam masyarakatnya. Di sinilah konsep harmoni terlihat. Namun, harus disadari bahwa unsur-unsur tersebut memiliki perbedaan dalam kadar dan perannya. Oleh sebab itu, mereka tidak dapat bersatu dengan yang lain, tetapi akan tetap sama dengan yang lain. Masing-masing menjadi satu untuk bersama dan masing-masing menjadi sama untuk bersendiri-sendiri.


Dinamika kehidupan seperti itulah yang membuat tokoh, seperti Leman, Masri, Zainuddin, atau Marah Adil berada dalam pertentangan antara harmoni dan disharmoni. Di satu sisi, individu diakui keberadaannya, diakui hak dan tuntutannya terhadap kehidupan bermasyarakat, tetapi di sisi lain kepentingan masyarakat, dalam hal ini kepentingan bersama harus didahulukan. Jadi, individu dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama penting bagi dirinya, kepentingan pribadi atau kepentingan bersama. Sebagai individu yang hidup dalam pergaulan masyarakat, ia tidak dapat melepaskan dirinya dari masyarakat tersebut. Sementara itu, kepentingan pribadinya pun diakui keberadaannya sehinggal terjadilah konflik antara keseimbangan harmoni dan disharmoni.


Dari sepuluh novel yang menjadi data penelitian ini setelah dianalisis dapat disimpulkan bahwa ada enam novel yang menggambarkan adanya pertentangan atau konflik antara harmoni dan disharmoni. Dapat dikatakan bahwa konflik antara kecenderungan harmoni dan disharmoni itu mendominasi persoalan yang ditemui dalam novel berlatar Minangkabau periode 1920-1940.


2.2.2 Konflik antara Harga Diri dan Budi

Kecenderungan pertentangan antara harmoni dan disharmoni juga terbangun dari konsep harga diri, konsep