Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/27

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dianalisis dan diinterpretasi sesuai dengan teori yang telah dikemukakan.

Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut.

  1. Melakukan observasi terhadap data yang ada (studi pustaka).
  2. Melakukan identifikasi terhadap data yang ada untuk melihat gambaran konflik sebagai konsep estetika novel berlatar Minangkabau periode 1920-1940.
  3. Melakukan interpretasi dan analisis terhadap teks sastra untuk menemukan permasalahan yang berhubungan dengan konflik sebagai konsep estetika novel berlatar Minangkabau tersebut.


1.6 Sumber Data dan Percontoh

Populasi penelitian ini meliputi seluruh novel yang berlatar Minangkabau dalam kurun waktu 1920-1940 yang berjumlah 35 novel dari 11 novelis. Perincian karya kesebelas novelis itu adalah sebagai berikut.

  1. Marah Rusli (Sitti Nurbaya (1922))
  2. Abdul Muis (Salah Asuhan (1928))
  3. Nur St Iskandar (Apa Dayaku karena Aku Perempuan (1922), Cinta yang Membawa Maut (1926), Salah Pilih (1928), Karena Mentua (1932),

Abu Nawas (1929), Tuba Dibalas dengan Air Susu (1933), Dewi Rimba (1935), dan Hulubalang Raja (1934))

  1. Adinegoro (Darah Muda (1927) dan Asmara Jaya(1928))
  2. 'Tulis Sutan Sati (Sengsara Membawa Nikmat (1928), Tak Disangka (1929), Memutuskan Pertalian (1932), dan Tidak Membalas Guna (1932))
  3. Abas Sutan Pamuncak (Dagang Melarat (1926) dan Pertemuan (1927))

7. Hamka (Dijemput Mamaknya (1930), Tenggelamınya Kapal van der Wijck (1938), Merantau Ke Deli (1939),15