Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/199

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dan indah dilihat sebagai suatu yang menghanyutkan. Jadi, air yang tenang menghanyutkan. Namun, bagi orang Budha melihat keindahan alam, akan menghadirkan diri sebagai suatu keseimbangan alam dan kemudian pergi dan tidak merusaknya. Lain lagi dalam estetika barat yang ketika melihat keindahan alam, mereka melihatnya dalam estetika obyektif, yaitu keindahan adalah sebagai suatu yang obyektif yang berada di bawah taklukan dan eksploitasi. Jadi, dengan demikian dapat dikatakan bahwa estetika konflik Minangkabau berbeda dengan estitika konflik barat yang cenderung memisahkan konflik dengan keseimbangan. Begitu juga halnya dengan keseimbangan bagi orang Minang yang berbeda dari egualibrium orang Budha.

187