Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/137

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

yang akan saya dapat di sini, negeri begini sempit, dunia terbang, akhirat pergi. Biarlah kita sempurnakan juga cita-cita ayah bundaku. Lepaslah saya berangkat ke Padang. Kabarnya konon, di sana hari ini telah ada sekolah-sekolah agama. Pelajaran akhirat telah diatur dengan sebagus-bagusnya. Apalagi, puncak Singgalang dan Merapi sangat keras seruannya kepadaku rasanya. Saya hendak melihat tanah asalku, tanah tempat ayahku dilahirkan dahulunya (Hamka, 2002:16).


Merendahkan diri kepada orang lain adalah malu yang tidak dapat ditebus, tidak dapat dibayar, bahkan tidak dapat dibagi. Perbuatan yang menimbulkan aib yang memalukan tidak saja mengakibatkan harga diri jatuh, tetapi juga membuat seseorang dipandang rendah oleh orang lain, baik di lingkungan kaumnya sendiri maupun pada orang lain yang berada di luar lingkungan kerabatnya sendiri. Hal itu merupakan aib yang tidak termaafkan yang akan menampar muka kaum kerabat.


Karena didorong oleh rasa malu dan harga diri yang telah jatuh inilah, Leman dalam Merantau ke Deli memutuskan untuk meninggalkan tanah Deli dan kembali ke kampung halaman. Ia tidak bersedia menerima uluran tangan bekas istrinya, Poniem, yang telah menikah lagi dengan Suyono yang telah berhasil dalam usahanya, untuk membantunya. Rasa malu dan harga diri yang telah terkoyak serta kehidupan yang melarat di rantau, akhirnya membuat Leman memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya.


Begitu juga halnya yang terjadi pada diri Hanafi dalam Salah Asuhan. Penolakannya untuk kembali pada keluarga, kembali pada istri dan anak yang mulai mencintainya setelah ditinggal mati oleh Corrie merupakan refleksi rasa malu yang tidak tertanggungkan itu. Selama berkeluarga ia telah menya- nyiakan kasih dan kesetiaan Rapiah karena tergiur oleh kenikmatan semu. Ia selalu memandang rendah Rapiah yang

125