Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/128

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

apabila rahasia itu merupakan rahasia kamar, jangan tahu orang serumah.

Dalam Kalau Tak Untung, kekeliruan Masrul menulih istri telah mengakibatkan malu bagi dirinya. Ia malu karena tidak mendengarkan nasihat teman dan keluarganya. Ia telah terbujuk oleh rayuan orang tua Muslina. Setelah kehidupan rumah tangganya berantakan barulah ia menyadari bahwa pilihan terhadap Muslina adalah perbuatan yang sangat keliru.

"Ah, Engku, kalau tak ada berada masakan tempua bersarang rendah, "kata Engku Guru Rasad tersenyum. “Kalau benar seperti kata Engku, ia ada bertunangan di rumah, adalah engku Masrul seperti pepatah orang: harapkan burung terbang tinggi punai di tangan dilepaskan. Rupanya harapkan dikaya orang, harap dibagus orang, sekarang telah terasa olehnya rupanya, bahwa sudah salah langkahnya.” (Selasih, 2002:94).

Karena telah salah melangkah dan salah memilih, hal itu berdampak buruk bagi kondisi Masrul, baik dari segi fisik maupun mental. Badannya kurus dan mukanya pucat. Tidak hanya itu, ia tidak dihormati dan dihargai oleh keluarga istrinya. Ia seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Segala sesuatu yang dikerjakan Masrul haruslah di bawah perintah istri atau harus diketahui oleh istrinya. Perkawinanmya yang baru seumur jagung dirasakannya seperti di neraka. Sesal Masrul lak berkesudahan. la merasakan kekecewaan yang dalam, kesedihan, kesusahan, dan sesalan yang tak terhingga. Mengharapkan permata di atas gunung, bagai si cebol hendak mencapai bulan, itulah kiasan yang patut diberikan kepada Masrul. Istrinya yang dahulu sangat dimuliakannya karena telah mendapat pendidikan yang cukup bagus ternyata berperangai buruk pada suaminya sendiri.

116