Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/120

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

perasaan bahagia bagi pasangan pengantin, tetapi lain halnya dengan Masrul. Ia telah dimabuk "bidadari dunia", terpengaruh oleh gadis yang berambut panjang sehingga membutakan mata dan membuat hatinya tertutup. Tidak seorang pun pihak keluarganya menghadiri pesta pernikahannya itu. Ia bagaikan seseorang yang telah terbuang dari kampung halaman. Hidup sebatang kara dan dijauhi oleh sanak saudara. Seolah-olah ia tidak beribu dan berbapak lagi.


Konsep harga diri, konsep malu, konsep budi, serta konsep rasa dan periksa tetap memperlihatkan kekuasaannya dalam struktur alur novel berlatar Minangkabau. Persaingan yang terus-menerus dan usaha untuk membangun dan memelihara harga dirinya agar sama atau bahkan lebih dari orang lain merupakan faktor pendorong laki-laki Minang untuk merantau. Dalam Karena Mentua, Marah Adil memutuskan untuk pergi meninggalkan istri dan kampung halamannya karena terdorong oleh rasa harga dirinya yang diinjak-injak oleh mertuanya. Keinginan untuk dianggap berharga dan sama dengan orang lain membuatnya semakin yakin untuk mencari penghidupan di negeri orang. Walaupun istrinya, Ramalah, telah meyakinkannya bahwa hidup di rantau dan di kampung akan sama saja, bergantung pada diri kita sendiri untuk menyikapinya. Bertani ataupun berdagang sama saja bagi Ramalah. Yang terpenting adalah mereka saling mengasihi serta hidup dengan rukun dan damai di kampung halaman.


Hamba pikir, bersawah itu sudah selayak-layaknya bagi hamba, bahkan bagi kita sekalian. Sejak tinggi sejengkal dari tanah hamba sudah dibawa Ibu ke sawah, sudah diajar bertanam; Jadi itulah pusaka yang hamba terima turun-temurun dari nenek moyang, itulah pencarian dan penghidupan kita selama ini. Pusaka itu harus kita muliakan, kita junjung tinggi selama-lamanya. Miskin, yah, boleh jadi kita miskin tentang harta benda, harta dunia yang kelihatan oleh orang, yang terserak ke bumi dan terbayang

108