Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/104

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

batinnya, siapa yang tahu bahasa Masrul! menderita, dan bahasa ia mau kepada Masrul, karena kasihan dan sebab cintanya yang amat besar?” (Selasih, 2002:126).

Konsep rasa dan balas budi yang mengalahkan ego dan keinginan untuk memilki seseorang ini jugalah yang terlihat ketika Rasmani bersedia mengajari calon istri Masrul tentang segala hal vang nantinya berguna dalam kehidupan berumah tangga.

Ah, adinda malang juga rupanya nasib abangmu ini. Abang akan mendapat istri yang buta huruf. Tetapi kakanda belum putus harapan. Bukankah kakanda ada mempunyai seorang adik, adik yang dapat menolong kakanda dalam segala hal? Mani, tolonglah abang! Abang akan menyuruh Aminah datang ke rumahmu. Ajarlah ia menulis dan membaca, menjahit dan merenda, pendeknya segala yang engkau pelajari dari istri engku guru kepala. Maukah engkau, Mani? (Selasih, 2002:47-48).

Karena budilah, akhirnya Rasmani mengabulkan permintaan Masrul. Kebaikan dan jasa Masrul kepadanya membuat Rasmani berupaya agar Aminah bisa membaca dan menulis, serta mengajarinya keterampilan wanita. Ia berusaha agar Aminah, calon istri yang merupakan anak mamak Masrul, bisa menimba ilmu darinya. la bertekad untuk mengajarkan seluruh ilmu dan kepandaian yang dimilikinya kepada Aminah, meskipun selama ini Aminah selalu mencemoohkan dan menghina dirinya. Segala dendam atas tindakan yang dilakukan Aminah terhadap dirinya telah dihapusnya. Ia sangat berharap Masrul memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya.

Dalam menghadapi peristiwa yang mengharuskan tokoh melupakan cita-cita dan keinginan mereka, tokoh cerita cenderung menerima keadaan dan menerima ikatan sosial

92