Halaman:Kisah Tuanta Salamaka.pdf/23

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Peristiwa Mistis dalam Pelayaran

Pada suatu sore, berkatalah Tuanta, “Kapten, tampaknya engkau tidak senang padaku, mengapa? Janganlah berbuat seperti itu. Sebagai hamba Allah, kita harus saling mengasihi satu dengan yang lain.” Sang Kapten pun diam seribu bahasa.

Setelah Tuanta melihat raut muka kapten itu, ia pun berkata, “Kalau memang demikian pikiranmu terhadapku, baiklah.”

Ketika waktu Zuhur tiba, ia pun pergi mengambil wudu lalu salat dua rakaat. Setelah itu ia duduk tafakur sambil berzikir dengan menggerakkan kepala ke kanan. Dengan kebesaran Allah, kapal itu miring ke kanan. Air pun telah masuk ke dalam kapal. Pinggir kapal telah rapat ke air. Ketika kapten melihat kelakuan Tuanta, ia pun sangat takut. Semua penumpang berteriak ketakutan. Melihat hal itu sang kapten pun merasa takut lalu ia pergi memegang kaki Tuanta sambil memeluknya dan berkata, “Ampunilah saya Tuan.”

Tuanta pun menarik kepalanya ke kiri. Bersamaan dengan itu kapal pun kembali tenang. Berkatalah Tuanta, “Hai, Kapten, janganlah minta ampun padaku,

16