Halaman:Kisah Tuanta Salamaka.pdf/21

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

ikan diserahkan kepada Juru mudi sambil berkata, “Jatuhkanlah ikan itu di tempat jatuhnya pisaumu.”

Dengan kebesaran Allah, tidak begitu lama pisau itu telah ada dibawa oleh ikan.

Berkatalah Tuanta, “Peganglah baik-baik jangan sampai ia lepas.” Juru mudi pun mengambil ikan dan pisau itu. Alangkah gembiranya semua yang ada dalam perahu.

“Apalagi yang Karaeng cari di sana, di Mekah. Semua sudah Karaeng miliki. Lebih baik Karaeng pulang saja,” kata semua orang yang di perahu.”

Kata Tuanta, “Ini belumlah menunjukkan kesempurnaan ilmu, nanti di sana baru kita lihat ilmu Allah yang sebenarnya.”

Selama beberapa hari mereka berlayar di laut luas, akhirnya tibalah mereka di negeri Batavia. Dari sana mereka menumpang kapal menuju Seilon. Beberapa hari dalam pelayaran bermufakatlah ILA dengan kapten kapal, “Saya melihat Yusuf itu memiliki sifat yang agak lain, ia seperti mempunyai ilmu hitam.” ILA pun membenarkannya sehingga semua penumpang kapal benci kepada Tuanta.

Tuanta pun membaca keadaan ini.

14