Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/88

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Adanja manusia itu adalah suatu rachmat baginja. Sepessimis-pessimis orang pasti dia tidak mau mali pada saat dia menjatakan, bahwa hidup itu adalalı lembah air mata. tempat penderitaan semata-mata.

Dengan demikian man tidak mau, manusia itu menghargai hidup itu, sebab dia tidak mau mati.

Oleh sebab itu hidup itu adalah suatu rachmat.

Dan manusia itu bukanlah dia sendiri jang mengadakan dirinja. Orang tua seseorang hanjalah merupakan suatu saluran bagi adanja seseorang. Dan oleh sebab itu seseorang harus berterima kasih pada ibu bapanja.

Tetapi pada hakikinja jang mengadakan manusia itu adalah suatu Kodrat jang berada diluar manusia dan alam itu. Dan terhadap Kodrat ini, manusia itu harus mengutjapkan sjukur atas rachmat jang diterimanja dengan adanja itu. Selandjutnja manusia itu selama hidupnja berada dalam alam jang njata.

Alam jang njata ini bukanlah alam itu sendiri jang mengadakannja, sebab alam itu tidak mempunjai kemauan. Pun bukanlah pula manusia jang mengadakan alam itu.

Dan adalah njata, bahwa manusia itu tidak akan bisa hidup, kalau alam itu tidak ada .Oleh sebab itu alam itupun merupakan suatu rachmat pula bagi manusia itu.

Maka jang mengadakan alam. jang merupakan rachmat pula bagi manusia itu adalah Kodrat jang berada diluar manusia dan alam itu.

Berhubung dengan inipun manusia itu harus bersjukur atas rachmat ini dan menudjukan penguljapan sjukumja terhadap Kodral ini.

Dengan apa jang diuraikan diatas djelaslah, bahwa udjud dari ada dan hidupnja manusia ilu dan beserta adanja alam itu, adalah untuk menijari Kodrat, si Pemberi Rachmat itu, untuk menjampaikan sjukur kepadaNja atas seluruh rachmat jang dilimpahkanNja atas manusia itu.

Manusia itu berhutang terhadap si Pemberi Rachmat itu. Dan setinggi-tinggi kehabagiaan bagi manusia itu adalah terlepas dari sekalian hutang.

Dan berhutang terhadap ada dan hidupnja manusia itu adalah hutang jaug sebesar-besar hutang. Dan oleh sebab itu pula, setinggi-tinggi kebahagiaan bagi manusia itu adalah membajar hutang itu dan membajar hutang atas rachmat jang diterima oleh manusia itu, ialah dengan mengutjapkan sjukur atas rachmat jang diterimanja itu, kepada si Pemberi rachmat itu.

Kebahagiaan itu hanja terdapat dalam kepuasan. Dalam keinsjafan berhutang tak mungkin ada kepuasan. Berhubung dengan hidup dan alam itu adalah rachmat, maka Wudjud hidup manuala itu adalah 2 buah.

Pertama ialah, bahwa manusia itu selama hidupnja harus berusaha mentjari dan mentjapal sebesar mungkin rachmat jang terkandung dalam hidup dan alam itu.

Kedua, ialah bahwa selama hidupnja manusia itu pulalah hidup dan alam itu harus dipergunakannja-untuk mengemukakan dan mengenal si Pemberi Rachmat itu untuk mentjapal kebahagiaan jang sempurna bagi dhinja.


MANUSIA ITU SATU KESATUAN.

Seseorang itu terhadap hidup dan alam itu adalalı merupakan satu kesatuan. Dan dalam diri manusia sebagal satu kesatuan itu terdapatlah berbagai-bagi tenaga, jaitu tenaga kejakinan, lenaga perasaan, tenaga pikiran, dsb. Untuk mentjapai kebahagiaan bagi dirinja, maka tindakan manusia itu sesungguhnja haruslah berdasarkan alas kesatuan dirinja itu, dalam dia berusaha mentjapai kebahagiaan bagi dirinja, jaitu dalam tindakan manusia Itu kedalam dirinja sendiri dan djuga dalam tindakan keluar terhadap alam sekliamnja dan djuga terhadap jang Gaib itu.