Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/83

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

atas salah-taisir dan karena kebontjian kita kepada kaum penijadjah. Kebentjian ini dibesar-besarkan lagi oleh hasutan komunis jang tetap membentji kaum bordjuis atau tadi, pendidikan kitapun kelas jang terpeladjar dimasjarakat kila. Sebagai tersebut berdasar sistim keduniaan barat, dan pengertian barat inilah jang dapat memperkuat pemimpin2 nasionalis kita untuk menghadapi barat dan melepaskan negeri kita dari hinaan dan djadjahan negara barat itu. Efficiency barat lelap kita peladjari, kemadjuan tehnik jang dipeladjarkan oleh barat tetap kita usahakan dan perdalam. Soal2 kemerdekaan djiwa dan moral, soal2 humanisme dan kebebasan serta kemerdekaan berfikir telap kita akui sebagai kebudajaan umum jang kita djundjung tinggi dan jang kita bina sesuai dengan kedjiwaan kita berdasar kebudajaan asli. Nilai jang berasal barat, jang kita sudah lama kenal sebagai kebudajaan umum sudah mendjadi milik kita dan tak dapat dipaksakan untuk dibuang begitu sadja. Sifat2 keperwiraan, sifat2 chivalry jang kita hargai sebagai sifat kepahlawanan, lebih mudah diperluas daripada disuruh buang begitu sadja, karena nilai kebudajaan umum jang sedikitnja dikenal oleh golongan menengah atau golongan terpeladjar menjuruh kita berbaik hati terhadap sesama manusianja, berbuat baik terhadap kaum jang lebih lemah, beramah-tamah terhadap kaum wanita, menghargai guru dan peladjaran jang berdasar ilmiah, menghargai kedjudjuran dan menijela kebohongan dan demikian seterusnja.

Dan berdasar nilai kebudajaan umum ini djuga, segala apa jang dari barat jang kurang baik dan bersifat luaran lentu sadja dibuang atau tidak diterima. Larangan terhadap datangnja mode jang kegila-gilaan" seperti tjatjatja, kalipso dan sebagainja dan djuga larangan pemakaian djengkì tidak perlu, karena masjarakat kita telah mempunjai nilai umum jang melindungi kita terhadap pengaruh2 jang bertentangan dengan nilai kesusilaan kita. Lagi pula jaranja berdansa dan tjaranja berpakaian itu hanja merupakan tjorak dari mode atau fashion, artinja selain daripada bersifat luaran dan sementara, tidak merobah adat jang berdasar penilaian kebudajaan umum, artinja tidak membahajakan akan merobahnja achlak umum. Ekses2 atau sifat jang dinamai berlebih-lebihan bilamana ada dan merangsang hasrat seksuil tidak keberatan diawasi, tetapi orang harus djudjur bahwa bilamana ekses jang dikatakan mesum itu tidak ada, supaja orang djangan mentjari-tjari sadja karena djalan fikirannja jang kolot atau sempit berarti kurang pengalaman dan kurang luas pandangan. Djuga djangan dilupakan, bahwa bangsa Indonesia ini pada umumnja suka menari dan suka kepada lagu²an, sehingga jang dinamai kegila2an itu hanja merupakan hasrat untuk berlagu dan berdansa dan tidak tentu hasrat seksuil dan maksud berbuat mesum.

Kesimpulan :

  1. Berdasar pemandangan ini, penulis setudju dengan pendapat2 jang mengatakan. bahwa heboh tentang adanja bahaja asing dalam kebudajaan kita tidak usah dibesar2kan, karena kita mempunjai penilaian kebudajaan umum jang memberi pertimbangan moral jang sehat dan konsekwan (tetap). Pastikanlah sadja sikap dalam pekerdjaan dan tugas sehari-hari dengan positip berdasar penilaian umum itu dan pengaruh asing jang bersifat luaran itu tidak akan merupakan suatu bahaja lagi dan akan datang dan pergi dengan tiada berbokus. Hiburan2 jang bersifat made itu hanja menambah kekajaan hiburan bagi pemuda-pemudi kita. Pengaruh alau unsur2 mode asing itu mungkin akan betul merupakan bahaja kepada kita bilamana kita berada dalam vacuum dan bilamana kila tidak memiliki penilaian umum berdasar kebudajaan asli dan kebudujaan umum Indonesia jang kila singkatkan de