Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/63

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

penjusunan kembali daripada masjarakat kita, untuk mendjamin kemadjuan bangsa kita seterusnja.

KEGELISAHAN TJIRI ZAMAN PERALIHAN.

 Kedua hal ini menimbulkan berbagai persoalan jang rumit, dan jang mau tak mau membawa banjak pula perobahan2 didalam susunan dam tjara hidup kita. Nilai2 dan tjara2, jang berakar pada susunan agraris feodal itu, sudah tidak lagi dirasakan semuanja berlaku dan tidak lagi dapat memberi djawaban atas persoalan2 jang baru itu. Kehilangan nilai2 dan tjara2 lama itu, sedang nilai2 dan tjara2 baru itu belum terang bentuk kristalisasinja, telah menimbulkan rasa ketidak pastian dan kegelisahan kalau2 hilanglah pribadi kita sendiri sebagai bangsa. Disamping itu kita seolah-olah dibandjiri dengan unsur2 kebudajaan2 lain. Maka timbullah dari kegelisahan ini, keinginan hendak menutup pintu untuk mentjegah masuknja pengaruh2 asing jang buruk dan membahajakan. Meskipun sikap sematjam ini dapat dimengerti, namun ia tetap merupakan suatu reaksi jang akan membahajakan pertumbuhan kebudajaan kita seterusnja.

SIFAT ZAMAN PERALIHAN.

 Pertama, kita melihat bahwa kegelisahan itu terutama disebabkan oleh muntjulnja beberapa gedjala di Indonesia jang dirasakan sebagai eksesip, sebagai asing dan bertantangan dengan rasa diri kita. Gedjala2 ini se-akan2 merupakan penularan dari pada gelombang2 kemabokan jang mendjeladjah seluruh dunia, sampai2 menerobos tirai besi dan menular pemuda2 Soviet Uni dan Eropah Timur. Gelombang2 ini menundjukkan betapa ketjillah dunia sekarang, betapa terikat bersamalah bangsa2 dan kebudajaan2 didalamnja. Ia djuga menundjukkan, bahwa dengan tjara manapun djuga, dengan alat2 komunikasi dan interdependentie sekarang ini, tak ada satu bangsapun jang dapat menutup pintu untuk hubungan dengan kebudajaan lain2. Tak perlulah agaknja terlalu di-besar2kan bahaja manifestasi2 kemabokan ini, jang terutama meliputi alam djiwa angkatanangkatan? belasan tahun. Dan tidak perlu pula terlalu banjak tenaga dihabiskan untuk mentjegah gelombang2 ini. Sebab ternjata djuga betapa tjepat gelombang2 ini hilang dengan hampir tidak berbekas.

 Selain dari itu, pengaruh craze2 seperti rock-and-roll dan cha-rha-cha atau top-hits atas wudjud kebudajaan atau pribadi kita sebagai bangsa tidak seberapa. Kita nanti akan melihat faktor2 jang djauh lebih strategis dan menentukan pengaruhnja.

 Manifestasi2 ini djuga menundjukkan sesuatu hal lain, jaitu bahwa bukan kita sadja jang berada didalam masa peralihan. Boleh dikatakanlah, bahwa dunia seluruhnja sekarang tengah mentjari susunan politik, ekonomi dan sosial jang baru, baik sebagai bangsa sendiri maupun didalam pergaulan kehidupan antara bangsa, beserta djuga nilai2 kehidupan dan kebenaran jang berhubungan dengan sugunan2 itu. Maka tidak mengherankanlah, bahwa dalam mentjari kepribadian kita sendiri dalam siluasi abad ke-20, kita djuga terpengaruh atau ketjipratan oleh pentjaharian jaag dilakukan ditempat2 lain didunia ini, di Amerika Serikat, di Amerika Tengah. dan Selatan, di Soviet Russia, Tiongkok dan India, di negara2 Arab, di Asia Tenggara dan di Eropah. Ketidak pastian kehidupan kita ini hendaknja kita terima sebagai sifat chas daripada zaman kita sekarang ini jang bukan hanja meliputi bangsa Indonesia, tetapi djuga umat manusia dalam keselurahannja.

 Ada djuga satu sebab lain untuk kegelisahan itu, jang terletak didalam proses kemadjuan kita sendiri. Jaitu pemasukan unsur2 kebudajaan asing untuk keperluan mentjapai tudjuan2 revolusi kita. Tidak akan dapat disangkallah, bahwa tanpa ilmu pengetahuan serta tecknologi modern, tudjuan2 kita itu tidak akan tertjapai. Tetapi ilmu penge-

53