Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/5

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

10 TAHUN "INDONESIA"



 Djika nomor ini mengundjungi pembatja maka pembatja akan mengetahui, bahwa madjalah "Indonesia" telah menijapai usia 10 tahun. Dalam masa 10 tahun ini kita senan tiasa berhadapan dengan berbagai kesulitan jang se-akan sudah tak dapat diatasi lagi. Dalam waktu jang achir ini pembatja djuga masih ingat, bahwa madjalah ini tidak dapat terbit pada waktunja, kadang mengedjar ketinggalan jang banjak sekali, sehingga sebenarnja tidaklah lagi dapat disebut madjalah, karena madjalah jang sebenarnja haruslah terbit pada waktuaja. Akan tetapi kiranja hal ini tidaklah usah terlalu mengetjilkan hati kita djika kita mengetahui, bahwa banjak pula madjalah' lainnja, terutama madjalah² kebudajaan dan ilmu-pengetahuan jang terbit terlambat. Meskipun madjalah kita ini tidak dapat terbit pada waktunja, akan tetapi adalah lebih baik daripada tidak terbit sama sekali. Modal kita hanjalah ketjintaan dan tanggungdjawab kepada masjarakat kita jang terutama pada waktu ini memerlukan sekali pedoman² dalam keadaan pantjaroba. Oleh sebab itu madjalah ini berusaha untuk memenuhi tugasnja: memupuk rasa optimisme kepada masjarakat kita jang masih mempunjai daja-kekuatan hidup sekalipun keadaannja ibarat orang sakit telah mendekati krisisnja.

 Demikianlah dengan tahun baru jang menjingsing ini kita harus merasa berbahagia, bahwa dalam perdjuangan² kebudajaan menghadapi anasir jang asing bagi kebudajaan itu kita telah berhasil melewati tahun jang lampau dengan selamat. Ini tak berarti, bahwa pekerdjaan kita telah selesai. Pekerdjaan kita sebagai abdi kebudajaan dan masjarakat belum selesai dan tidak akan selesai, karena sebagaimana kehidupan manusia itu senantiasa harus diperkembangkan melawan segala anasir jang hendak mematikannja, demikian pulalah kebudajaan itu. Kita tidak pernah berpikir, bahwa perdjuangan kebudajaan itu akan berhenti pada suatu ketika. Itulah sebabnja kita bersedia menderita apa sadja untuk kepentingan kebudajaan. Tetapi dalam pergolakan kebudajaan, dimana kita mengambil bagian dengan aktif, adalah baiknja djika sekali² kita menengok kebelakang, kepada masa² kita jang lowat, kepada pangkal kehidupan kita sekarang ini diprojeksikan. Maka dalam bagian lain ini kita paparkan langsung suatu penilalan kita kepada pikiran² tentang kebudajaan Indonesia selama 10 tahun jang terachir ini.

 Dalam meletakkan projeksi kita selandjutnja keharidepan, semoga pembatja tetap merupakan pendukung jang aktif bagi suatu kebudajaan jang sedang terus diperdjuangkan ini.

REDAKSI.