Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/49

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

KRONIK KEBUDAJAAN

 DALAM rangka tugas dan usaha Madjelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI) untuk memadjukan dan membimbing kegiatan2 dalam lapangan ilmu-pengetahuan chusus pada bidang penerbitan telah diterbitkan sebuah madjalah triwulan baru bernama Medan Ilmu Pengetahuan (MIP). Nomor pertama dari madjalah ini terbit dalam triwulan terachir dengan Prof. Dr Kusudianto Hadinoto sebagai Wakil Ketua Dewan Redaksi (Ketuanja adalah Prof. Mr Moh. Nasrun) jang mengatakan dalam kata pendahuluan madjalah tsb, bahwa maksud penerbitan „MIP“ ialah untuk menampung karangan2 jang belum mendapat tempat untuk pengumumannja didalam madjalah ilmijah jang telah ada di Indonesia sekarang. Oleh Ketua MIPI, Prof. Dr Sarwono dalam pada itu dikatakan, bahwa sesuai dengan tugas MIPI jang bertudjuan untuk memadjukan semua bidang limu-pengetahuan, maka dalam „MIP“ akan dimuat karangan2 ilmijah jang meliputi filsafat, ilmu2 sosial dan budaja serta ilmu2 pasti dan alam, Hal ini di maksudkan, agar sardjana2 dan tjendekiawan2 jang bekerdja pada suatu lapangan tertentu dapat pula mengetahui hal2 dan perkembangan2 didalam bidang pengetahuan lainnja, Dr Hatta dalam kata sambutannja antara lain mengatakan, bahwa ruang madjalah „MIP“ memberi kesempatan kepada sardjana Indonesia untuk mendatangkan buah-pikiraanja tentang berhagai segi pembangunan.

 Peristiwa ilmijah diatas adalah suatu hal jang menggembirakan, apalagi dalam suasana sekarang, dimana se-akan2 kegiatan ilmijah telah disisihkan. Dalam perkara ini kita menumpahkan harapan jang sebesar2nja kepada MIPI dengan pimpinan jang melihat usaha2nja dapatlah kita pertjaja sepenuhnja. Demikianlah dalam pekan2 pertama dari bulan Desember dengan MIPI sebagai tuan rumah di Bandung telah diselenggarakan pertemuan regional tentang penjelidikan ilmu-pengetahuan. Atjara pertemuan antara lain ialah diskusi umum tentang organisasi penjelidikan ilmijah didalam negara2 peserta, kemungkinan kerdjasama didalam penjelidikan ilmijah, tentang penjelenggaraan simposion2 dan latihan2, tentang penerangan dan dokumentasi mengengi ilmu-pengetahuan, tukar-menukar sardjana, program kerdja regional dan kemungkinan mendirikan Lembaga penjelidikan ilmijah antar-daerah serta diskusi tentang program Unesco untuk penjelidikan ilmijah dinegara peserta regional. Pertemuan itu dihadiri oleh wakil2 Singapura, Malaya, India, Djepang, Hongkong, Australia, Muang Thai dan Philipina.

 Demikianlah dalam lapangan ilmu-pengotahuan kita senantiasa mengusahakan suatu kerdjasama jang se-baik2nja. Pantaslah pula disini kita mentjatat suatu peristiwa lainnja jang terdjadi dalam pertengahan bulan Desember, ketika Dr J.N, Koshla, Duta Besar India, menjerahkan 177 buku ilmu-pengetahuan kepada Presiden Universitas Padjadjaran sebagai usaha untuk mempererat kerdjasama dilapangan ilmu-pengetahuan. India dan Indonesia menurut Dr Koshla telah sedjak ber-abad2 mempunjai hubungan jang baik dilapangan ekonomi ataupun dilapangan kebudajaan, Buku2 ilmu-pengetahuan jang diserahkan itu terdiri dari buku2 jang mengenai bidang2 industri, filsafat, ekonomi, politik, ilmu-pengetahuan murni, dsb