Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/24

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

orang ada kesempatan mengikuti peladjaran Sekolah Rendah jang setingkat dengan Sekolah Eropa.

 Diusulkannja kepada Menteri Daerah Djadjahan agar disediakan beasiswa untuk mengirimkan 7 orang peladjar kenegeri Belanda setiap tahun.

 Dr JE. Tehuperoy sedjak ketjil telah menarik perhatian sekelilingnja karena ketjerdasannja dan kepandojoennja mempergunakan bahasa Belanda. Pada tahun 1896, waktu berusia 14 tahun masuk sekolah dokter Djawa di Weltevredan, enam tahun kemudian lulus sebagai nomor aatu. Disamping tugasnja beliau mendjabat redaktur surat kabar Bendera Wolanda dan Bintang Hindia, Pengalaman beliau waktu ikut serta dengan ekspedisi ke Kalimantan, ditulis dalam buku jang berkepala: "Onder de Dajaks ia Centraal-Borneo”.

 Sekembolinja dari ekspedisi, setelah beberapa Jamanja bekerdja sebagai dokter partikelir bertolak ke negeri Belanda. Dalam waktu satu setengah tahun beliau telah menjelesaikan peladjarannja, pada hai selama beladjar belicu tetap aktip al, memperdjuangkan perbaikan gadji para dokter Indonesia dan menjelenggarakan ceramah', seperii jang diutjapkan dimuka "Nederlandsch Taaikundig Congres" mengenai "De Nederlandsche Taal voor da Inlandsche jeugd”, Sangat disajangkan bahwa tenaga jang bakap dan tjerdas ini sp-konjong” menemui adjalnja karena suatu ketjelakaan pada gehir tahun 1908.

 Para kaum muda dengan bakat telah membutikan bahwa pada mereka ada ke- sanggupan untuk menijapai deradjat peradaban Barat jang linggi dan dengan demikian telah melopori yerakan emansipasi jang semakin melucs di Indonesia.

15. EMANSIPASI WANITA INDONESIA

 Pada awal abad ke-XX orang menjebut djamannja sebagai djaman kemadjuan. Gerakan mengedjiar kemadjuan terbukti dari kebuluhan akan pendidikan dan pengadjaran jang makin hari makin besar. Tidak ada paksaan lagi untuk menjuruh anak pergi bersekolah. Telah disadari oleh umum bahwa pengadjaran merupakan alai jang sangat utamu untuk mentjapoi kemadjuan ekonomis bangsa, Malahan sudah tampak pula hasrat untuk menuntut peladjaran tinggi. tidak hanja disekolah menengah seperti di sekolah pegawai panong-pradja atau sekolah maonak, sekolah dekler Djawa, sekolah pertanian, sekolah guru, totupi banjak pemuda Indonesia jang meneruskan peladjarannja di Negeri Belanda. Setengah dididik untuk mendjadi opsir kesehatan, setengah untuk ahli hukum, peyawui tinggi (grootambtenaar) atau insinjur,

 Dalam mengedjar kerudjuan dan menuntut peladjaran sebagai alat untuk mem- perbaiki nanih, para pemudu Indonesia dengan hasil peladjarannja itu dapat mendjundjung deradjat bungsanja.

 Dalam djaman kemadjuan orang mentjari daja-upaja dam seringkali dengan susah pujah sortu pengorbanan besar, supuja dapat memberikan pendidikan kepada anak laki² jang aebaik-boiknja agar menifapai tingkat hidup jang lajak.

 Bagaimanakah halnju dengan pendidikan anak perempuan? Mengenai ini pada umumnja pendangan masih dianggap konservatisame. Orang tua kolot tidak bersedia memikul biaja vepesii jang disediakan untuk pendidikan anak laki? Konseryatiame tidak marasakan kebutuhan untuk memberikan pengetahuan dan pengadjaran banjok kepada anak perempuan. Dalam Iingkungan keluargalah si gadis memperoleh pendidikan sebagai perapun dugun kidupnja kemudian sebagai seorang ibu,

 Pekerditan nobud hun dalam ramah tangga orang tua tjukup memberikan latihan untuk Jemaat mati kepandaian puu, smpe masak, mendjahit menjulam, mem. bata wengats keandian dimmah. dls. Seorang ibu jung madju djuga musih me-aberikan