Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/182

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

2. Seorang tjalon aktir (aktris) pada umumnja nantinja akan diminta membawakan berbagai laku manusia dalam segala kepelikannja.

Maka perlulah dia mempunjai pengetahuan jang luas tentang laku psychologis manusia itu jang sewadjarja dalam hidupnja sehari-hari. Dia akan dimintakan memerankan berbagai ragam manusia dengan watak dan karakteristik jang berbeda-beda.

Maka perlulah dia perasa terhadap perso'alan siapa, mengapa dan apa sebab dari segi kehidupan manusia jang mesti diperankannja. Barulah dia nantinja akan dapat dengan setjara terang dan inteligent menterdjemahkan dan menafsirkan segi2 laku psychologis manusia itu.

3. Seorang tjalon aktor (aktris) haruslah jakin tentang pekerdjaan jang dipilihnja itu. Terlebih-lebih dia haruslah jakin tentang darmanja sebagai orang teater dengan segala tjabanginja. Dia haruslah sadar sebelumnja, bahwa djalan kepada sukses jang sebenarnja bukanlah djalan datar jang diasfalt jang berteburkan mawar-melati, bahwa dihadapannja terbentang hutan balatentera jang penuh dengan pertjobaan, marabahaja. kedukaan, kepedihan, dan keketjewaan. Dia haruslah sadar, bahwa sekali dia dibawa berhadapan dengan penontonnja. dia terbuka sudah bagi segala maljam kritik, tja:ji- maki, tjelaan, tetapi djuga terbuka bagi pudji dan pudja jang lebih berbahaja lagi.

Apakah dia tidak akan keljil hati, ketjewa dan putus asa karena tjela-kritik, apa- kah dia tidak akan gøde kepala, puas sendiri dan sombong karena pudji-pudjian? Apakah dia dalam segala hal akan telap punja semangat dan ketjintaan untuk kerdja keras, guna mentjapai kesempurnaan jang lebih sempurna

4. Seorang jalon aktir (aktris) haruslah tahu, bahwa dia mesti mulai dari tangga jang paling bawah. Pertama-tama dia haruslah tahu diri dan tahu bagaimana bersikap sabat Djika seorang tjalan sedang dalam latihan, maka dia tidaklah akan selalu mendapat peranan. Banjak waktu akan dilewatinja dengan hanja menjaksikan orang lain dan mendengar. Djika dia sudah djadi pemain, lidaklah dia selalu akan memperoleh peranan jang disukainja atau peranan jang sebesar dikehendakinja.

Banjak kemungkinan dia akan digeser dari satu peranan ke-peranan jang lain, mungkin jang lebih ketjil. Semua itu adalah pengalaman2 jang mengetjewakan jang harus diterimanja sebagai sesuatu jang chas dalam dunia teater.

5. Seorang tjalon aktir (aktris) haruslah memiliki tubuh jang sehat, Amatlah menjesatkan pendapat jang mengatakan, bahwa pekerdjaan teater tidak memerlukan keuletan badan.

Seorang djanganlah mendjadi aktir, djika dia berharap dengan sekali gus akan đjadi kaja karenanja. Memang pada umumnja baik di Timur ataupun di Barat tibgkat hidup seorang akir dapat lebih tinggi dari lingkat hidup masjarakat umum, tetapi djanganlah buta terhadap kenjataan, bahwa lebih banjak lagi anlara mereka jang mesti hidup senin kemis.

Seorang pelterdja biasa menurut undang2 hanjalah boleh kerdja paling lama 8 djam sehari. Seorang aktir jang balk dan bersungguh-sungguh harus bekerdja 24 djam sehari. Pada waktu tidur dan bangun, makan, minum dan mandi dia harus hidup dengan watak jang sedang diperankannja. Teranglah, ketegangan itu akan memerlukan dari dia keuletan tubuh dan rohani jang luar biasa.

6. Seorang tjalon aktor (akiris) haruslah sadar akan kemampuan tubuhnja. Tubuhnja, disamping suaranja adalah alatnja jang paling utama sebagai peran. Tambah sempurna kondisi tubuhnja dalam segala bagian-bagiannja, tambah bagi dia kelak untuk menguasainja. Djika dia sudah dari lahimja memliki postur jang baik tjara djalan. tjara duduk dan bangun jang betul, maka sebenarnja dia sudah mempunjai modal jang lebih banjak dari orang lain untuk menghadapi latihan2 mendatang.