Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/144

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

DAS. SARTONO KARTODIRDJO :

PERISTIWA DAN TOKOH DARI SEDJARAH PERGERAKAN NASIONAL

(II habis)

IV. SAREKAT ISLAM

SEDJAK pendirian Boedi Octomo dalam masjarakat Indonesia ada perkembangan pesat dari kehidupan perkumpulan jang disusun seperti organisasi Barat dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganja. Telah mendjadi kesadaran umum, bahwa kerdja sama kearah tudjuan bersama merupakan salah satu alat jang utama untuk mempermudah perdjuangan hidup. Dalam segala fapangan ada hasrat besar untuk membentuk perhimpunan diantara orang-orang jang mempunjai kejakinan dan tjita2 jang sama, al. memperdjuangkan kemadjuan ekonomis dan intelektuil. Perkumpulan sudah mendjadi suatu faktor kekuasaan dalam masjarakat dan mempunjai arti penting dengan tudjuan mengadakan perbaikan keadaan, lagi pula mendjadi perwudjudan dari apa jang hidup pada rakjat. Dengan tepat dilihat oleh orang-orang jang mengerti djamannja sebagai pertandaan djaman !

Masjarakat Indonesia sedang mengalami perubahan besar: timbul perubahan pandangan hidup dan kesadaran diri, baik dalam bidang sosial maupun dalam lapangan kulturil. Boedi Oetomo berhasil menghimpun golongan prijaji, besar dan ketjil, diantaranja kaun aristokrat dan intelektuil, dengan pengadjaran hendak ditjapai kemadjuan dan dalam lapangan religi bersikap netral.

Sarekat Islam sebalikaja adalah perkumpulan populer dan mendjadi gerakan massa jang bertudjuan memperbaiki kondisi ekonomis dan memperkuat kehidupan religieus rakjat. Sarekat Islam membangkitkan suatu revivalisme dengan segi kebangsaan dan keagamaan. Solidaritet keagamaan menambah kekuatan kepada gerakan ekonomis serta mendorong ke aksi jang kuat. Pada awal perkembangan S.I. tampak djelas motif ekonomis jang mengarahkan gerakan ke tindakan2 untuk menghadapi ekspansi ekonomis bangsa asing jang dengan modalnja jang berkuasa sekali merosotkan deradjat bangsa Indonesia. Gerakan dimaksud sebagai oposisi terhadap kapitalisme asing dan sebagai pertahanan terhadap eksploitasi dan konkurensi bangsa asing jang telah mendapat hak-hak istimewa seperti kaum pendjadjah sendiri. Diinsjafi pula bahwa kebodohan, kelemahan djiwa dan kelembekan bangsa Indonesia sendiri telah mendjadikan rakjat sebagai umpan bagi bangsa asing itu.

Asal mulanja S.I. sesungguhnja adalah perkumpulan perdagangan jang bernama: Sarekat Dagang Islamyah" di Djakarta jang didirikan pada tahun 1909 dan ,,Sarekat Dagang Islam" di Bogor pada tahun 1911. Pendirinja ialah R.M. Tirtoadisoerjo, terkenal sebagai redaktur surat kabar „Medan Prijaji“ di Bandung.

Atas inisiatif beliau kemudian berdiri pula pada tahun 1912 ,,Sarekat Dagang Islam" di Solo dengan pusainja dikampung Lawejan.

Pada waktu itu di Solo sangat terasa persaingan pedagang asing dan dari Lawejan pula dikeluarkan dekril untuk mengadakan boycot terhadap mereka, chususnja terhadap Sie Dian Ho, pedagang buku, batik, alat² kantor jang terkemuka di Solo.

Aksi sematjam ini jang kemudian menimbulkan ekses-ekses diluar dugaan para pemuka, sebenarnja sesuai dengan azas dan tudjuan perkumpulan. Karena kerusuhan jang terdjadi di Solo, Surabaja, Semarang, Tuban, Biora dan Lasem oleh pihak Be-