Halaman:Indonesia Madjalah Kebudajaan Edisi Djanuari-Pebruari-Maret.pdf/137

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

bermaib piano, merenda dan menjulam (tidak turut bekerdja ber-sama2 dia diladangnja). Pula isterinja bertingkahlaku sebagai ,njonja besar” dan tidak bekerdja ber-sama2.

Orang pendatang ini dianggap dan diperlakukan sebagai ,,kambing hitam” sebab penghilupannja se-hari2 tidak sama dengan penghidupan para petani dalam desa itu pada umumnja.

Dalam masjarukat2 pergaulan jang lebih besar Ingi, misalnja masjarakat pergaulan sebuah kota besar atau negara, kita mungkin melihat ,,kambing2 hitam” ini dalam bentuk lapisan2 masjurakat tertentu, jang pada umumnja berlainan norma2 hidupnja dari norma2 hidup bagian terbesar anggauta2 masjarakat jang bersangkutan. Atjapkali tersiarlah desas-desus, jang mem-buruk2kan lapisan2 masjarakat si ,.kambing hitam" itu. Atjapkali pula kedudukan si ,,kambing hitam” dalam masjarakatnja, bila ditindjau dari sudut ekonomis, ndatah sesuatu kedudukan jang menjolok mata (golongan jang terkaja), jang membangkitkan perasaan iri-hati dan antara anggauta2 masjarakat lain dalam lingkungan pergaulannja.

Pertentangan2 sebagai int merupakan mangsa jang baik bagi penghidupan perasaan seseorang, pertentangan2 ini me-njala2kan pelbagai emosi dan sentimen.

PENUTUP

Ditindjau chusus dari sudut psyehologi sosial, kita dapat mengerli apakah sebabnja bangsa Jahudi dimusuhi dipelbagai negara, apakah sebabnja ada diskriminasi rasial di Amerika Serikat dam Afrika Selaran, dil. lagi.

Bila kita sekarang mengadakan scsuatu pembagian tentang isi sesuatu desas-desus, maka tampaklah pelbagai matjam desas-idesus, jang dapat digolongkan kira2 sbb:

a desas-desus tentang kambing2 hitam,

b. desas-desus tentang kedjndian2 luar biasa,

C. desas-desus tentang orang2 penting.

Ketiga matjam desas-desus ini kita alami datam pergaulan kita se-hari2

Desus-desus tentang orang2 penting, misalnja kepala2 negara, seniman, dil. atjapkali terscbar dengan pesat sekali. Dalam sedjarah bangsa Perantjis tersiarlah pelbagai matjaro fjeritera dan kabar tentang Napoleon, misalnja. Ada pengarang2 Perantijis itu jang menggembar-gemborkan nama Napoleon, ada jang memudjanja, tetapi ada pula jang mem-buruk2kan ramanja.

Di Indonesiapun kita tetah atjapkali mendengar, membatja dan mentjeriterakan kembali pelbagai kabar tentang tokoh2 penting dalam negara kita. Dari pelbagai2 pihak kita mendengar tjeritera beraneka-warna tentang Diponegoro, misalnja.

Pada umumnja tjeritera2 sebagai ini dapat kitt namakan desas-desus sebab telah bertjampur-baur dengan pelbagai perasaan dan sentimen jang diperlihatkan terhadap tokoh, jang memegang peranan itu. Atjapkali tjeritera2 sebagai ini tidak dapat dipertanggung-djawabkan lagi Kebenarannja, sebab pada umumnja mereka telah mengalami pelbagai2 proses mendangkal, me-lehih'kan dan pelbagai matjam asimilasi.

Dalam sedjarah bangsa2 banjak terdapat desas-desus tentang orang2 penting ini, Hampir2 dapat kila katakan: semakin penting sescorang, semakin banjak desas-desus jang tersebar tentamgnfa. Tetapi utjapan sebagai ini sukar umuk diudji setjara ilmu pengetahuan.

Sesumu penjelidikan jang teliti tentang riwajat hidup Napoleon mentjeriterakan kepada kita, bahwa mungkin sekali takah termasjhur ini tidak seberapa ,,besar" seperi jang dipanbarkan aleh pelbagai2 ahli2 sedjarah bangsa Peranijis. Misalnja sadja pergaulannja dengan pradjutit biasa mungkin tidak sebegitu baik dan bagus seperti arjapkali ditjeriterakan oleh ahli2 bangsa Perantjis. Kita dapat mengerti me-