Halaman:Himpunan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (1984).pdf/84

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Pasal 48.

Setiap Pelapor membuat catatan tentang pembicaraan dalam Bahagiannya dan nama-nama Anggota yang hadir.

§ 3. Pemeriksaan dalam Bahagian-bahagian,

Pasal 49.

Tiap Anggota yang hadir dalam rapat Bahagiannya, berhak menyampaikan nota-nota tertulis yang ditanda-tanganinya tentang sesuatu usul yang sedang dirundingkan. Nota-nota itu dibacakan di dalam rapat Bahagian yang bersangkutan dan kemudian diserahkan kepada Pelapor, yang menyampaikannya kepada Panitia Pelapor. Panitia Pelapor selanjutnya melampirkan nota-nota itu pada laporannya.

Pasal 50.

Perundingan dalam rapat-rapat Bahagian-bahagian bersifat rahasia.

Pasal 51.

Sesudah perundingan dalam Bahagian-bahagian selesai, maka Panitia Pelapor mengadakan rapat untuk menyusun laporan-gabungan.

Pasal 52.

(1) Panitia Pelapor membuat laporan-gabungan yang memuat kesimpulan perundingan dalam rapat-rapat Bahagian mengenai usul yang sedang dirundingkan; hal-hal yang dianggap tidak berguna oleh Panitia Pelapor tidak dimasukkan dalam laporan-gabungan.

(2) Setelah bermusyawarat dengan Ketua DPR, maka Panitia Pelapor dapat menambahkan dalam laporan gabungan keterangan, yang menurut pendapatnya dapat menjelaskan pendirian Anggota-anggota tentang usul itu.

Pasal 53.

(1) Apabila dalam menyusun laporan-gabungan ternyata, bahwa dalam suatu Bahagian atau lebih dibicarakan pelbagai soal yang penting, sedangkan dalam Bahagian-bahagian lainnya hal itu tidak dilakukan, maka Panitia Pelapor dapat meminta kepada Ketua DPR untuk memanggil Bahagian yang dimaksudkan terakhir supaya dalam laporannya soal-soal tadi dibicarakan juga.

(2) Apabila hal yang termaksud dalam ayat l terjadi, maka penyusunan laporan-gabungan dilakukan sesudah pemeriksaan itu selesai.

82