Halaman:Himpunan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (1984).pdf/578

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

cara tersebut meneruskan pembicaraannya.

(2) Apabila larangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) masih juga tidak diindahkan oleh yang bersangkutan, maka Ketua Rapat meminta kepada yang bersangkutan meninggalkan rapat.

(3) Apabila pembicara tersebut tidak mengindahkan permintaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) maka ia dikeluarkan dengan paksa dari ruang rapat atas perintah Ketua Rapat. Yang dimaksud dengan ruang rapat ialah ruangan yang dipergunakan untuk rapat, termasuk ruangan untuk undangan dan peninjau.

Pasal 114.

(1) Apabila terjadi peristiwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 dan Pasal 113, dan Ketua Rapat berpendapat bahwa rapat tidak mungkin dilanjutkan, maka Ketua Rapat menutup atau menunda rapat tersebut.

(2) Lama penundaan rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak boleh melebihi dua puluh empat jam.

Risalah, Catatan Rapat, dan Laporan Singkat.

Pasal 115.

(1) Untuk setiap Rapat Paripurna dan Rapat Paripurna Luar Biasa, dibuat Risalah Resmi yang ditandatangani oleh Ketua Rapat.

(2) Risalah ialah catatan Rapat Paripurna atau Rapat Paripurna Luar Biasa yang dibuat secara lengkap dan berisi seluruh jalannya pembicaraan yang dilakukan dalam rapat, serta dilengkapi dengan catatan tentang:

a. jenis dan sifat rapat;

b. hari dan tanggal rapat;

c. tempat rapat;

d. acara rapat;

e. waktu pembukaan dan penutupan rapat;

f. Ketua dan Sekretaris Rapat ;

g. jumlah dan nama Anggota yang menandatangani daftar hadir;

h. Undangan yang hadir.

Pasal 116

(1) Setelah rapat selesai, Sekretaris Rapat secepatnya menyusun Risalah Sementara untuk segera dibagikan kepada para Anggota dan pihak yang bersangkutan.

586