Halaman:Himpunan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (1984).pdf/395

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

bijaksanaan yang tiada lain dari pada pikiran (ratio) yang sehat yang mengungkapkan dan mempertimbangkan persatuan dan kesatuan Bangsa, kepentingan Rakyat sebagaimana yang menjadi tujuan Pembentukan Pemerintah negara terrnaksud dalam alinea ke-IV Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, pengaruh-pengaruh waktu, oleh semua wakil/utusan yang mencenninkan penjelmaan seluruh Rakyat, untuk mencapai keputusan berdasarkan kebulatan pendapat (mufakat) yang diitikadkan untuk dilaksanakan secara jujur dan bertanggungjawab.

(2) Segala keputusan diusahakan dengan cara musyawarah untuk mufakat di antara semua fraksi,

(3) Apabila yang tersebut dalam ayat (2) pasal ini tidak dapat segera terlaksana, maka Pimpinan rapat mengusahakan/berdaya-upaya agar rapat dapat berhasil mencapai mufakat.

Pasal 113

Keputusan berdasarkan mufakat adalah sah bilamana diambil dalam rapat yang dihadiri oleh semua perwakilan Fraksi-fraksi dan lebih dari setengah jumlah seluruh anggota rapat,

Pasal 114

(1) Apabila di dalam sesuatu permusyawatan di luar rapat Badan Musyawarah dan rapat Pleno Dewan Perwakilan Rakyat sangat sukar tercapai mufakat, maka rapat dapat menyerahkan persoalan tersebut kepada Badan Musyawarah untuk mengambil kebijaksanaan menyelesaikan persoalan itu dengan baik.

(2) Apabila dalam Badan Musyawarah persoalan itu dapat dipecahkan secara mufakat, maka pemecahan tersebut diberitahukan kepada para anggota rapat yang bersangkutan,

(3) Dalam hal Badan Musyawarah tidak berhasil memperoleh pemecahan secara mufakat, maka Badan Musyawarah menetapkan apakah persoalan itu:

a. diserahkan kepada Pleno Dewan Perwakilan Rakyat;

b. ditangguhkan pembicaraannya;

c. diambil keputusan berdasarkan suara terbanyak oleh rapat yang bersangkutan.

Keputusan berdasarkan suara terbanyak.

Pasal 115

(1) Keputusan berdasarkan suara terbanyak diambil, apabila ke-

403