b.persoalan itu diserahkan pada pimpinan untuk mengambil kebijaksanaan dengan memperhatikan pendapat-pendapat yang bertentangan.
c.persoalan itu ditiadakan.
(2) Apabila di dalam sesuatu permusyawaratan tidak dicapai mufakat mengenai penganjuran seseorang, mengenai persoalan-persoalan Nasional yang sangat penting dan urgen maka diadakan pemungutan suara secara rahasia dan tertulis atas sistim suara terbanyak.
(3) Tafsiran mengenai sifat "nasional yang sangat penting dan urgen" itu ditetapkan lebih dahulu oleh Musyawarah secara rahasia dan diterangkan secara tertulis.
(4) Untuk pelaksanaan apa yang disebut dalam ayat (2) dan ayat (3) Pasal ini diperlukan quorum.
BAB III.
TENTANG KETUA DAN WAKIL KETUA
Pasal 5.
Pencalonan dan pemilihan Ketua dan Wakil-wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong diatur seperti tercantum dalam Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong No. 30/DPRGR/IV/65-66 tanggal 17 Mei 1966. (Lampiran III Peraturan Tata-Tertib ini).
Pasal 6.
Sebelum memangku jabatannya, Ketua dan/atau Wakil-wakil Ketua yang baru terpilih mengangkat sumpah/janji menurut agamanya masing-masing di depan Kepala Negara.
Rumusan sumpah/janji berbunyi sebagai yang tercantum dalam lampiran I Peraturan Tata-Tertib ini.
Pasal 7.
(1) Ketua dan wakil-wakil Ketua bertugas penuh di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong, dengan ketentuan bahwa pada permulaan tahun sidang diumumkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong tentang tugas dan pembagian Kerja Ketua dan Wakil-wakil Ketua.
(2) Apabila Ketua berhalangan, maka kewajibannya dilakukan oleh Wakil-wakil Ketua bergiliran. Apabila Ketua dan Wakil-wakil Ketua berhalangan, maka untuk memimpin rapat mereka diwakili oleh anggota yang tertua umurnya.
264