Halaman:Hikajat Prang di Edi.pdf/16

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

10

sakit, maka patroeli itoe tiada boleh moendoer dengan boeroe-boeroe, melainkan misti berdjalan dengan perlahan lahan.

Di atas ini kita soedah tjeritaken dari pada hal soewatoe soldadoe Blanda, bernama de Bok, jang soedah di tembak mati oleh moesoeh? Toean Luitenant Cornelius terlaloe choewatir dari pada maitnja soldadoe itoe, kaloe-kaloe nanti di roesakken dan di tjintjang oleh moesoh, sebab memang adatnja bangsa Atjeh, soeka sekali menjeksa pada moesoehnja, kendati soedah mati.

Maka toean Luitenant Cornelius tinggal djagaï mait itoe bersama-sama dengan doewa orang fuselier Blanda, bernama Rovenne dan Grond, dan doewa orang fuselier Djawa, bernama Satroeno dan Wongsosemito, menoenggoe orang jang aken membawa tandoe, soepaja mait itoe boleh di pikoel, sampei di dalam benteng, aken di koeboerken tjara adatnja orang prang.

Dalam mendjaga mait itoe, maka toean Luitenant Cornelius dengan ampat soldadoenja selama-lamanja di tembakki oleh moesoeh, ada banjak orang Atjeh jang kaloewar dari pada lobang-lobang, tempat jang fuselier de Bok di boenoeh tadi, maka segala orang Atjeh itoe hendak mengepoeng pada Luitenant Cornelius dengan ampat orangnja, sampei misti berkalahi dengan soenggoeh-soenggoeh, aken tetapi, dengan pertoeloengan Allah ta Allah sjoekoerlah